Skip to main content

Berbuat Baik, Sebaik Mungkin



Opini kali ini, judulnya tentang berbuat baik; sebaik mungkin.


Tadi malem, saya ngaji di salah satu majlis. Kata ustadznya, ada maqalah yang bilang kek gini.


" Kalau kamu muliakan orang alim, sejatinya kamu sedang memuliakan dirimu sendiri". 


Kemarin, saya juga ngelakuin suatu hal yang udah maksimal tapi cuma dapet apresiasi minimal dari atasan. Seringkali dalam kehidupan hal tersebut terjadi. Kita ngebelain ngelembur, kerjain mati-matian, serius melakukan yang terbaik, tapi dapet apresiasi yang minim dari orang lain. Manusiawi sih.


Sangatlah wajar kalau kita udah ngelakuin suatu pekerjaan dengan maksimal dan kita juga ngarep apresiasi yang setimpal dari orang lain. Ngarep itu kan udah jadi rutinitas keseharian buat kita, kenapa? Karna kita niatnya dari awal keliru. 


Saya kadang ngrengeng-ngrengeng atau membayangkan beberapa hal yang saya lakukan dulu. Dulu waktu kerja di pabrik, saya sebagai anak yang baru lulus, shock betul waktu itu. Dapet kerjaan yang modalnya itu cuma fisik, yang lelahnya itu super lelah, keringet sampe sebiji jagung, badan sering pegel, berangkat subuh pulang maghrib. Ya itu bumbunya sih, tapi ditempat yang tidak enak tersebut, pas kae je, aku juga mbatin, bilang sama diriku, yaweslah i do my best pokoknya. Aku ngelakuin ini, ben dilihat Gusti Allah bahwasanya aku pantes untuk kerjaan yang lebih baik dari hari ini. Dan endinge aku yo keluar karna kontrak ngga diperpanjang.


Dimana wae kamu berpijak, disitu sejatine kamu diawasi oleh Allah, yang ngawasi kamu ki yo makhluke Allah yang namae waktu. Ya, waktu lah yang seringkali memperhatikan kita, kadang aku curiga juga neg waktu  juga ngelaporin tiap hal dari diri kita ke Allah.selain itu yo malaikat yaa. Wah banyak seh jebul seng ngawasi. Soale kabeh makhluke Allah. Tapi bukan itu poinnya opiniku hari ini.


Ini lebih tentang, kamu atau aku khususe ya rek, neg ngelakuin suatu hal, wes ta, do your best, opo wae lah. Kanggo senenge awakmu dewe. Yakinlah, neg kon islam ya, ktp mu islam, kui wes digaransi sopo wonge ngelakukne keapikan, balesane pasti kebaikan. Kui ono neng surat Ar-rahman. Mungkin dulur-dulur agama lain yo ono neng kitabe. Neg gaono pindahen neng islam (ckhzuaxxxx).


Aku gak tau apa dampaknya buat hidup ya jika dipandang dari segi biologis. Tapi neg dari psikologis, menurutku ya, neg kon ngelakukne sesuatu hal secara maksimal biasane kon mesti seneng rek. Neg seneng utawi bungah, uripmu penak. Seng nyedaki awakmu ki mung kebaikan-kebaikan. Lagian rek, neg kon seneng kui iso gawe sehat awak lan ati mu. 


Jadi, kesimpulannya. Lakuin yang terbaik ajalah buat hidupmu. Buat sekitarmu, ojo males. Wong males ki, wong seng gak gelem bahagia. Mereka dilenakan oleh setan. Yaudah kui wae ya rek opiniku. Jolali di komen, like and subscribe (kok pikir iki video yutub!). Yaa neg dirimu baca sampe selesai, tulungggg komenen. Ben aku reti neg tulisanku ki manfaati ta ogak cok, bajirut moca-moco tok gak dikomen opo di like.


Hehe guyon ya ndes, ojo sepaneng

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ustadz Hanan Attaki "Walisongo Zaman Now"

Oleh : Arsa Pagi ini saya sedikit terinspirasi dan termotivasi oleh beberapa video yang digarap oleh Ustadz Hanan Attaki dengan gerakan "shift" bentukannya. Secara pribadi jujur saya menyukai apa yang dilakukan oleh Ustad dan kolegannya. Bak seorang juru taktik sepakbola, beliau sangat visioner dan paham cara merebut atau mengajak hati kawula muda untuk berhijrah. Kemasan dakwah dengan tema-tema sosial kekinian serta memanfaatkan banyak teknologi zaman sekarang membuat kajian yang dipimpinya beda dengan yang lainnya. *Ustadz Hanan Attaki Ustad Hanan Attaki ini seperti penjelmaan dari walisongo jaman dulu . Dahulu Sunan Kalijogo dan Sunan Bonang memanfaatkan media gamelan dan wayang untuk berdakwah, mengajak serta membumi islamkan nusantara. Dakwah yang terbukti moncer ini berhasil membuat nama mereka dikenang hingga sekarang dan bahkan makam-makamnya masih saja memberikan keberkahan kepada warga sekitar karena sering dikunjungi oleh penziarah dari luar daerah. 

Sebuah Pengalaman

Taukah kalian bahwa untuk menciptakan sebuah lukisan yang sempurna, enak dilihat dan sesuai harapan kalian. Maka yang harus kalian miliki adalah puluhan ataupun ratusan alat dan bahan. Kalian membutuhkan banyak sekali jenis warna yang sesuai dengan apa yang kalian harapkan, kuas dengan berbagai ukuran untuk membuat detil-detil yang meyakinkan, canvas yang masih putih untuk menuangkan berjuta ide kalian dan sedikit passion untuk melukis. Begitupun hidup. Tabula rasa. Sebuah teori mengenai bagaimana manusia berkembang sebagai seorang individu. Seorang psikolog bernama john locke mengatakan bahwa manusia lahir ke bumi tanpa membawa pengalaman mental apapun. Mereka selayaknya kertas kosong. Sejalan dengan pendapat dikalangan umat muslim bahwa bayi lahir dengan fitrahnya yang suci. Pengalaman lingkungan serta didikan orang tua lah yang membentuknya menjadi seorang individu. Dan itulah jawaban mengapa manusia begitu beragam. Kembali ke lukisan. Analogi lukisan tersebut serupa dengan kehidupa