Skip to main content

Bagaimana Cara Bayi Belajar Berjalan atau Melakukan Gerakan lainnya?

        Seorang ahli perkembangan yakni Arnold Gessel berhasil mengungkapkan bagaimana manusia mengembangkan ketrampilan motoriknya dengan cermat. Ia menemukan bahwa bayi dan anak-anak mengembangkan ketrampilan motoriknya seperti menggulingkan badan, merangkak, menggerakan tangan, dsb melalui suatu urutan atau kerangka tertentu yang spesifik dan tetap. Perkembangan motoric menurut Gessel muncul melalui pengembangan suatu rencana genetic atau disebut pematangan (maturation).

  •        Pandangan Sistem Dinamik

Teori Sistem dinamik
Dua decade belakangan ini, studi mengenai perkembangan motoric mengalami kebangkitan setelah para psikolog, mengembangkan wawasan baru mengenai  bagaimaa ketrampilan motoric berkembang ( Thelen & Smith 1998,2006). Esther Thelen mengemukakan salah satu teori yang kemudian cukup dikenal di khalayak umum yakni Teori Sistem dinamik.
Teori system dinamik adalah sebuah teori yang mengungkapkan bahwa bayi membangun ketrampilan motoric untuk bertindak dan membentuk persepsi. Agar dapat mengembangkan ketrampilan motoric, bayi harus membentuk persepsi mengenai suatu lingkungannya yang dapat memotivasi dirinya untuk melakukan tindakan dan menggunakan persepsinya tersebut untuk memperhalus gerakan-gerakannya. Ketrampilan motoric menjadi solusi terhadap tujuan diri bayi.
*pixabay.com
Menurut teori system dinamik ketika bayi memiliki motivasi untuk melakukan suatu hal baru maka akan memicu terbentuknya suatu perkembangan motoric baru. Perkembangan motoric baru tersebut didukung dengan beberapa hal yang saling terkait yakni perkembangan system saraf, karaker fisik tubuh dan kemungkinan pergerakannya, sasaran yang hendak diraih oleh bayi atau anak tersebut dan dukungan lingkungan untuk membantu bayi atau anak tersebut memperoleh ketrampilan motoric baru. Sebagai contoh adalah bayi yang hendak berjalan, segala hal diatas harus terpenuhi agar terbentuk perkembangan motoric yang baru. Seperti system saraf bayi harus sudah siap, bayi yang baru lahir tentu belum bisa diajarkan berjalan karena system sarafnya belum siap. Kemudian karakter fisik bayi juga harus sudah siap serta lingkungan harus mendukung atau membantu perkembangan motoric baru ini terbentuk.
Perkembangan motoric bayi juga menuntut usaha aktif bayi dalam mengkoordinasikan berbagai system dalam tubuhnya secara adaptif demi mencapai tujuan bayi tersebut. Contoh, bayi akan mengkoordinasikan dirinya agar bisa mengambil suatu benda dengan cara mencari solusi atau kemungkinan-kemungkinan yang bisa ia gunakan untuk mengambil benda tersebut, mereka merancang gerakan, pola-pola tertentu yang adaptif dengan lingkungan dan kondisi bayi. Biasanya hal pertama dalam proses perkembangan motoric baru ini adalah usaha coba-coba sang bayi, kemudian setelah itu bayi menyetel atau mengadaptasi gerakan-gerakan yang mungkin ia lakukan demi tujuan tersebut.
Dengan demikian teori perkembangan system dinamik menjelaskan bahwa perkembangan motoric bayi bukanlah sebuah proses pasif, melainkan sebuah usaha kreatif dan aktif dari seorang bayi yang bersifat dinamis.
  •          Refleks

Perkembangan motorik bayi dimulai dari sebuah tindakan yang diberi nama “refleks”. Bayi yang baru lahir secara otomatis akan bernafas dan menangis, hal inilah yang disebut refleks. Refleks merupakan reaksi terhadap stimuli, stimuli apapun yang mempengaruhi keberlangsungan hidupnya. Inilah mekanisme pertahanan hidup awal yang dimiliki seorang manusia. Refleks memungkinkan bayi untuk bertindak secara adaptif sebelum mampu mempelajari hal-hal baru.
Terdapat beberapa jenis refleks yang bisa kita ketahui yakni:

·         Refleks Mencari ( Rooting Reflex)

Refleks mencari terjadi ketika salah satu bagian bayi di usap, maka secara otomatis bayi akan memalingkan wajah dan melakukan usaha mencari sumber usapan tersebut.

·         Refleks Mengisap ( Sucking reflex)

Terjadi ketika bayi baru lahir, secara otomatis bayi mengisap benda yang dapat ditempatkan di mulut mereka. Tindakan ini memudahkan bayi untuk memperoleh makanan sebelum bayi dapat mengasosiasikan puting ibu dengan makanan. Hal ini juga merupakan mekanisme penenang diri.

·         Refleks Moro

Adalah respons bayi baru lahir yang muncul akibat suara atau gerakan yang mengejutkan. Ketika dikagetkan, bayi baru lahir akan melengkungkan punggungnya, melemparkan kepalanya ke belakang, serta merentangkan lengan dan kakinya. Kemudian ia mengatupkan lengan dan kakinya dengan cepat ke tubuhnya. Refleks moro diyakini kelak menjadi mekanisme berpegangan ketika terjatuh di kemudian hari.

Beberapa gerak refleks seperti batuk, bersin, mengejapkan mata dan menguap akan tetap ada hingga dewasa karena hal tersebut sama pentingnya ketika dewasa. Namun beberapa refleks akan menghilang, diantaranya refleks mencari dan refleks moro akan cenderung menghilang ketika usia bayi 3-4 bulan.

Gerakan dari beberapa refleks pada akhirnya akan bergabung kedalam suatu tindakan yang lebih kompleks dan spontan. Suatu contoh adalah refleks mengenggam, pada mulanya bayi akan mengenggam apapun dengan sangat kuat, namun setelah bulan ke 3 bayi bisa mengatur seberapa kuat dia akan menggenggam, tidak lagi sekuat saat pertama kali menggenggam. Seiring perkembangan motoric bayi, bayi akan mampu mengatur atau melakukan berbagai hal sesuai porsinya.

  •      Ketrampilam Motorik Kasar

Bertanyalah kepada seorang ibu yang baru melahirkan mengenai perkembangan anaknya. Pasti sebagian dari mereka akan berkata “ Dodi sekarang bisa merangkak”,“ Susi sekarang sudah bisa duduk sendiri” dan berbagai hal serupa. Hal tersebut adalah contoh dari  ketrampilan motoric kasar atau dalam bahasa inggris disebut Gross motor skill. Yakni sebuah ketrampilan yang melbatkan aktivitas otot besar, seperti lengan atau kaki.

-        Perkembangan Postur

Sebagai suatu landasan, ketrampilan-ketrampilan ini menuntut kendali postur ( thelen & Smith,2008). Sebagai contoh untuk bisa menaiki tangga anda harus bisa mengangkat kaki anda sebelum anda bisa menaiki tangga tersebut.
Postur lebih dari sekedar mempertahankan posisi diam dan tegak. Postur merupakan suatu proses dinamis yang melibatkan berbagai hal yang berkaitan dengan informasi sensoris dari kulit, persendian dan otot mengenai posisi kita di dalam suatu ruangan; dari organ vestibular di dalam telinga yang mengatur keseimbangan ; serta dari penglihatan dan pendengaran (Thelen & Smith,2006).

-        Belajar berjalan

Pergerakan dan kendali postur merupakan dua hal yang berkaitan erat, khususnya untuk berjalan dengan tegak (Adolph & Joh, 2009). Bayi yang masih kecil pun sudah mampu menggerakan kedua kakinya secara bergantian, kita bisa melihat ketika seorang bayi  sering menendang secara bergantian selama enam bulan pada tahun pertama kelahirannya. Jalur saraf  yang ada sudah mampu mengontrol gerakan ini bahkan pada usia dini. Sebuah studi mengungkapkan bahwa bayi yang berusia 3 hari telah mengadaptasikan pola langkah mereka terhadap input visual ( barbu & roth dkk, 2009). Dalam studi ini terungkap bahwa bayi melakukan pergerakan kaki yang lebih banyak sesaat ketika melihat sebuah treadmill yang bergerak di bawah kaki mereka ketimbang ketika melihat obyek yang diam atau berputar. Terlepas dari kemampuan awal ini, bayi secara umum belum bisa berjalan sebelum usia 1 tahun. Mengapa demikian? Ketrampilan penting dalam berjalan adalah menjaga keseimbangan pada sebuah kaki dengan cukup lama agar dapat melangkah maju dan memindahkan berat badan tanpa terjatuh. Ini merupakan masalah biomekanis yang sulit dipecahkan, sehingga bayi membutuhkan waktu satu tahun untuk mampu melakukan hal ini (Badaly & Adolph, 2009).
Bayi juga harus belajar mengenai jenis tempat dan permukaan yang aman baginya untuk merangkak atau berjalan (Adolph & Joh,2009; Adolph dkk 2009). Karen Adolph pernah melakukan penelitian ini, dia berhasil menemukan perbedaan tingkah laku antara seorang bayi yang baru belajar berjalan atau merangkak dengan bayi yang telah berpengalaman berjalan atau merangkak. Latihan sangat penting dalam proses belajar berjalan.
“ Ribuan langkah per hari, setiap langkah sedikit berbeda dari sebelumnya karena variasi medan dan batasan biomekanis tubuh yang terus berubah, akan membantu bayi untuk mengidentifikasi kombinasi relevan dari kekuatan dan keseimbangan yang diperlukan untuk meningkatkan ketrampilan berjalan mereka”( Adolp, Vereijken, & Shrout, 2003, h.495).

-        Tahun Pertama: Tonggak Sejarah penting dan Variasi dalam perkembangan Motorik

Menurut Karen Adolph dan Sarah Barger (2005) mengatakan bahwa pandangan kuno yang menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan motoric hanya merupakan hasil kematangan yang terkait dengan usia adalah pandangan yang tidak lengkap. Sebetulnya, bayi-bayi memperoleh ketrampilannya yang baru tersebut melalui bantuan pengasuhnya, di lingkungan dunia nyata yang berisi berbagai benda, permukaan dan bidang.
Jadi tidak hanya bergantung pada proses Mature, melainkan juga proses bantuan atau stimuli yang diberikan ke bayi.

-        Perkembangan di tahun kedua

Perkembangan motoric di tahun pertama merupakan suatu bentuk proses kemandirian yang memungkinkan bayi untuk banyak belajar hal baru dalam rangka penyesuaiannya terhadap lingkungan yang baru pula. Sedang dalam tahun kedua, bayi akan melakukan berbagai tindakan motoric lebih aktif dari sebelumnya. Sehingga sebaiknya segala macam perilaku eksploratif bayi pada tahun kedua tidak disarankan untuk dibatasi kecuali karena alasan keamanan.
Pada usia 13 hinggan 18 bulan, anak kecil dapat menarik mainan yang digantungkan, pada usia 18 hingga 24 bulan anak kecil dapat berjalan cepat atau berlari kencang dalam jarak yang pendek. Melakukan banyak hal secara sistematis dan terkontrol meski masih perlu beberapa proses belajar lagi. Sebagian besar ahli masa bayi menentang pelajaran olahraga terstruktur untuk bayi. Meski demikian terdapat cara-cara lain untuk membimbing perkembangan motoric bayi. Seperti memijat dan merentangkan tubuh bayinya di saat mandi setiap hari seperti yang dilakukan ibu di budaya Afrika, India dan karibia ( Adolph, Karasik & Tamis-LeMonda,2010)
Meskipun demikian , banyak bayi yang walaupun aktivitas motoriknya dibatasi masih dapat mencapai perkembangan motoric secara normal pada waktunnya.
  •      Ketrampilan Motorik Halus

Keterampilan Motorik halus adalah ketrampilan yang melibatkan gerakan-gerakan yang lebih halus seperti menggenggam mainan, menggunakan sendok, memegang botol dan berbagai kegiatan yang menunjukan ketrampilan jari. Pada awal kelahiran, para bayi mengalami kesusahan dalam melakukan control motorik halusnya, namun setiap bayi sudah dibekali komponen yang menjadi pendukung proses ketrampilam motoric halus terbentuk.
Bayi memperhalus kemampuan mereka untuk menggenggam benda dengan 2 cara yakni, genggaman telapak tangan (palmer grasp) adalah gengaman dengan seluruh tangan. Pada akhir tahun pertama bayi mengenggam  dengan cara menjepit yang disebut genggaman jepit ( pincer graph) yakni menggengam menggunakan ibu jari dan jari telunjuk. Sistemnya sangat fleksibel, bergantung terhadap bentuk dan ukuran benda tersebut. Kerja sama persepsi-motorik merupakan hal yang diperlukan  agar bayi dapat menggenggam  secara baik ( Barret, Traupmann & Needham, 2008). Cara kerjanya pun bervariasi pada tiap tahapan usia. Saat 4 bulan, bayi akan menggenggam mengandalkan sentuhan, saat 8 bulan bayi akan menggunakandaya visual nya terlebih dahulu sebelum menggenggam sesuatu.
Seperti halnya bayi perlu melatih ketrampilan motoric kasarnya, mereka juga perlu melatih ketrampilan motoric halusnya (Barret, Davies & Needham,2007).

·          Sumber terkait: John W Santrock. 2012. Life Span. Jakarta : Penerbit Erlangga


Comments

Popular posts from this blog

Berbuat Baik, Sebaik Mungkin

Opini kali ini, judulnya tentang berbuat baik; sebaik mungkin. Tadi malem, saya ngaji di salah satu majlis. Kata ustadznya, ada maqalah yang bilang kek gini. " Kalau kamu muliakan orang alim, sejatinya kamu sedang memuliakan dirimu sendiri".  Kemarin, saya juga ngelakuin suatu hal yang udah maksimal tapi cuma dapet apresiasi minimal dari atasan. Seringkali dalam kehidupan hal tersebut terjadi. Kita ngebelain ngelembur, kerjain mati-matian, serius melakukan yang terbaik, tapi dapet apresiasi yang minim dari orang lain. Manusiawi sih. Sangatlah wajar kalau kita udah ngelakuin suatu pekerjaan dengan maksimal dan kita juga ngarep apresiasi yang setimpal dari orang lain. Ngarep itu kan udah jadi rutinitas keseharian buat kita, kenapa? Karna kita niatnya dari awal keliru.  Saya kadang ngrengeng-ngrengeng atau membayangkan beberapa hal yang saya lakukan dulu. Dulu waktu kerja di pabrik, saya sebagai anak yang baru lulus, shock betul waktu itu. Dapet kerjaan yang modalnya

Ustadz Hanan Attaki "Walisongo Zaman Now"

Oleh : Arsa Pagi ini saya sedikit terinspirasi dan termotivasi oleh beberapa video yang digarap oleh Ustadz Hanan Attaki dengan gerakan "shift" bentukannya. Secara pribadi jujur saya menyukai apa yang dilakukan oleh Ustad dan kolegannya. Bak seorang juru taktik sepakbola, beliau sangat visioner dan paham cara merebut atau mengajak hati kawula muda untuk berhijrah. Kemasan dakwah dengan tema-tema sosial kekinian serta memanfaatkan banyak teknologi zaman sekarang membuat kajian yang dipimpinya beda dengan yang lainnya. *Ustadz Hanan Attaki Ustad Hanan Attaki ini seperti penjelmaan dari walisongo jaman dulu . Dahulu Sunan Kalijogo dan Sunan Bonang memanfaatkan media gamelan dan wayang untuk berdakwah, mengajak serta membumi islamkan nusantara. Dakwah yang terbukti moncer ini berhasil membuat nama mereka dikenang hingga sekarang dan bahkan makam-makamnya masih saja memberikan keberkahan kepada warga sekitar karena sering dikunjungi oleh penziarah dari luar daerah. 

Sebuah Pengalaman

Taukah kalian bahwa untuk menciptakan sebuah lukisan yang sempurna, enak dilihat dan sesuai harapan kalian. Maka yang harus kalian miliki adalah puluhan ataupun ratusan alat dan bahan. Kalian membutuhkan banyak sekali jenis warna yang sesuai dengan apa yang kalian harapkan, kuas dengan berbagai ukuran untuk membuat detil-detil yang meyakinkan, canvas yang masih putih untuk menuangkan berjuta ide kalian dan sedikit passion untuk melukis. Begitupun hidup. Tabula rasa. Sebuah teori mengenai bagaimana manusia berkembang sebagai seorang individu. Seorang psikolog bernama john locke mengatakan bahwa manusia lahir ke bumi tanpa membawa pengalaman mental apapun. Mereka selayaknya kertas kosong. Sejalan dengan pendapat dikalangan umat muslim bahwa bayi lahir dengan fitrahnya yang suci. Pengalaman lingkungan serta didikan orang tua lah yang membentuknya menjadi seorang individu. Dan itulah jawaban mengapa manusia begitu beragam. Kembali ke lukisan. Analogi lukisan tersebut serupa dengan kehidupa