Tulislah... maka sejarah akan tercipta

Dulu ketika sedang di izinkan belajar di pondok pesantren even hanya beberapa bulan, saya tidur di alas seadannya yang mungkin tebalnya tak mencapai 5 cm. Konon para penuntut ilmu takut kehilangan berkah dari ilmu yang dia pelajari apabila mendapat kenikmatan semacam tidur di kasur yang empuk. Kalau kita mau sedikit memahami,esensinya bukan di seberapa empuk kasur tersebut. Namun lebih ke seberapa besar kenikmatan itu membuat kita lalai,terbuai dengan segala nikmat lalu lupa pada sang pemberi. Bukankan contohnya sudah banyak? Tak perlulah kita jauh-jauh ataupun berlelah lelah membaca kisah-kisah Fir'aun, Qarun ataupun Haman. Tengoklah betapa lalainya diri kita dari kebiasaan membaca ataupun mempelajari Al Qur'an. Pertanyaanya, haruskah semua kenikmatan di cabut terlebih dahulu seperti kisah Si Malik dari cerita kunfayakun yang sering diceritakan oleh Ustadz Yusuf Mansur. Tanya ke hati kita, bukankah kita semua adalah para penuntut ilmu. Bukankah menuntut ilmu hukumnya Fard

Assalamualaikum bro, Akhir akhir ini lagi rame rame nya bahas penghinaan lambang negara yg dilakukan oleh mbak zaskia gotik, yg berujung beliau dilaporkan oleh bbrp pihak yg mengaku terhina. Kalau dicermati memang sih mbak zaskia ini emang salah, secara dia kan ngehina lambang negara dia sendiri. Tapi sy yakin pasti niatnya becanda,  cuma pengen nyenengin  orang orang yg ngeliat dia. Nah disini kita belajar lagi kan buat berhati hati dalam mengucapkan sesuatu. Sampai ada quote klasik " diam itu emas " , artinya kalau kita jaga bicara kita sama aja dengan menyelamatkan harga diri kita dan org disekitar kita. Kok orang disekitar kita juga terselamatkan?  Karena dengan kita menjaga tindak tanduk perbuatan kita, maka kita juga udah ngejaga dan tidak merendahkan harga diri orang lain lewat tindakan kita. Tau ngga,  harga diri itu adlh sesuatu yang kalian biarkan berserakan , namun ketika ada org yg menginjak nya , kalian mati matian marah besar. Semoga saja kita dijaga ole