Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2017

Aku 2

Assalamuallaikum Bismillah. Ini artikel seharusnya mau dijudulin "apa aku bukan pecinta sholawat". Kenapa? Karena sepertinya semangat atau energinya sholawat dengan di iringi rebana ngga bisa masuk atau nembus ke sebuah tempat yg ada dalam tubuh saya. Meski begitu engga semua sholawat juga. Ada bbrp yang masuk. Apalagi kalau rame, sholawatnya itu kek ada semangatnya gitu. Pernah kejadian waktu di karawang. Waktu itu sholawatan seorang habib dan kebetulan pas syeikh hisyam kabbani hadir. Ada tarian shufi, tabuhan rebananya bener bener nyenggol hati. Kencengnya bukan cuma ke telinga tapi juga langsung ke hati gitu. Ada tarian sufi juga. Nyampur deh pokoknya waktu itu dan takjub lah pokonya. Why? Kata seorang ustad. Ada waktu, seseorang, kondisi, tempat, syair, dsb yang dijadi'in oleh Allah wasilah utk mengingatNya. Begitulah... Keknya memang cuma beda di genre. Engga semua sholawatan atau engga semua orang bisa ngebawain sholawatan yg bener bener bisa nyenggol hati saya

Aku

Bismillah. Assalamuallaikum warahmatullahi wabarakatuh. Pertama saya ucapin terima kasih buat kalian yang berkenan baca tulisan ini. Setidaknya di paragraf awal ini, entah kalian akan menyelesaikannya atau tidak. Itu hak kalian. But, as a writer saya lebih suka kalau kalian menyelesaikan membaca tulisan kali ini. Is it will be different article sa? Saya ngga ngejamin tulisan ini bakalan beda dari yang lain. Karena buat kalian yang sering membaca tulisan saya pasti kenal betul dengan karakter tulisan saya kan. Oke, let's begin. Saya akan memberikan beberapa alasan atau filosofi saya mengenai beberapa pendapat teman saya mengenai tulisan saya. Yang pertama adalah... " kalau bisa dibuat tahapan tahapan mengenal dirinya mas" Ini salah satu saran mentor nulis saya. Tahapannya kek gini kalau kalian pengen mengenal diri atau setidaknya pengen punya kemauan mengenal diri. 1. Satu badai besar Yap... Kalian harus punya satu badai besar yang menghancurkan kalian seketika

James and The Legend Sword | Part 1

Kisah ini dimulai dari sebuah desa kecil di seberang laut mediterania di daratan yang bernama Euronasia. Tinggalah disana keluarga kecil yang memiliki satu anak saja. Suatu hari sang anak yang bernama James bermain ke ladang gandum di dekat rumah walikota bersama teman temannya, awalnya permainan berlangsung seru, mereka memainkan permainan khas Euronasia yakni “ Pedang sang legenda “. Cara bermainnya adalah salah satu dari mereka dipilih menjadi seorang legenda yang memiliki pedang tersebut, lalu sang legenda di izinkan untuk masuk kedalam ladang dan bersembunyi. Sedangkan yang lain menunggu diluar area kebun sampai waktu untuk memburu sang legenda tiba. Kali ini yang mendapat giliran menjadi legenda adalah teman James, yakni Ivanov. Meski baru berusia 10 tahun namun Ivanov memiliki tubuh atletis karena ayahnya seorang pekerja kasar di daratan Euronasia, dia terbiasa membantu ayahnya. Jadi sepertinnya akan cukup sulit untuk merebut pedang dari tangan Ivanov. Permainan pun dimulai.

Opini #1

Assalamuallaikum warahmatullahi wabarakatuh semoga Allah memberkahi kehidupan kalian yang membaca dimanapun berada. Sebelum saya meragukan akan menyelesaikan tulisan ini, saya ingin kalian tau. Artikel ini hanya tentang "opini" saya, atau bahasa yang lebih halus digunakan ketimbang curhat, ngedumel, nyacat wong liyo  dan sejenisnya. Saya mulai dari tweet saya yang bilang kek gini. that's my opinion, berdasar kepada banyaknya orang yang belakangan ini peduli banget dengan apa yang terjadi disekitarnya. kadang mereka bisa menghabiskan waktu yang mungkin sama dengan jam tidur mereka, hanya untuk mengomentari hal hal tersebut. Penting kah itu? I know, jelas akan ada yang bilang "penting lah". tapi mbok yo  dipikir lagi. Beberapa menitmu, saya yakin 100 % akan lebih berfaedah untuk digunakan hal hal yang lebih bermanfaat lagi. Kecuali " that is your profession". I have many friend on Facebook or Real world (not real madrid), yang dengan sangat