Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2018

Catatan Ngaji di PP. Al Itqon Semarang

Oleh KH. Haris Shodaqoh Al ibriz QS. 2 : 270-276 - Jangan takut bersedekah kepada siapapun, meski yang disedekahi orang kafir atau kaya. Namanya sedekah sunnah. Dimaksudkan untuk mempererat persaudaraan. - infaq sunnah itu tidak harus terhadap orang fakir. Boleh disembunyikan atau dinampakan. Meski lebih baik disembunyikan ketika memberi orang fakir. Tapi bukan berarti tidak boleh menampakan infaq. - Allah melebur sebagian dosa dari sedekah tersebut, bukan keseluruhan. Tidak seperti taubat yang mampu melebur semua dosa. - Sedekah juga bisa menghindarkan dari bala, memanjangkan umur (memaksimalkan umur). - Allah ta'ala sangat memperhatikan apa yang diperbuat oleh hambaNya. Jadi jangan takut berbuat baik, namun ada baiknya setiap kebaikan dilupakan agar tetap termotivasi untuk berbuat baik. - Dulu ada sahabat yang bertanya kepada nabi, bahwasannya saudaranya musyrik. Sahabat tersebut bertanya apakah boleh bersedekah kepada orang musyrik. Jawab Rasulullah, boleh.

Catatan Kopdar Ngaji Ihya di Semarang

Malam itu cuaca di Semarang agak mendung, bintang tak nampak bersama bulan, entah karena tertutup awan atau keduanya sedang bertengkar malam itu. Kami yang sedari pagi hari sudah berniat untuk datang ikut "tabarukan" ngaji ihya ini segera bergegas ke kantor PWNU Jawa Tengah, tempat dimana acara ini dihelat. Sesampainya disana, kami berjumpa dengan wajah-wajah purnarupa yang datang bebarengan dengan teman dan pasangan mereka masing-masing. Akhi-akhi bertampang sederhana namun bisa dipastikan isi kepalanya penuh dengan khazanah ilmu pesantren yang berjilid-jilid. Wajah mereka menunjukan kesiapan untuk menuntut ilmu atau sekedar mencari teman baru. Sedang kami, khas dengan membawa diri kami yang apa adanya ini. Kami masuk melalui sebuah pintu depan setelah sebelumnya melepaskan sendal yang harus dilepas sebelum masuk ke kantor ini. Tentu saja dengan sedikit perasaan was-was apabila nanti sewaktu pulang ada kejadian "sandal yang tertukar". Namun kami tak terlalu me

Sepasang Mata Anak-anak

Dalam sebuah kelas perkuliahan di fakultas psikologi waktu itu kami sedang membahas satu tokoh psikologi yang berasal dari Perancis. Negerinya Zidane, sang pesepakbola sukses pada masanya. Tentunya kita juga ingat kejadian fenomenal di final piala dunia tahun 2006 di Jerman kala itu. Tapi kali ini yang akan saya ceritakan adalah seorang tokoh psikologi yang bernama Jean Piaget ( baca : Jean Piase). Beliau memiliki sudut pandang yang berbeda dalam melihat anak-anak. Menurut Piaget, anak-anak mempunyai dunia mereka sendiri. Anak-anak membangun konsepnya mengenai dunia melalui pengalaman-pengalaman mereka. Dunia yang menjenuhkan dihadapan manusia dewasa hari ini, bisa jadi berbeda 180 derajat dibanding dunia yang dilihat melalui sepasang mata anak-anak. Saya pernah membaca suatu novel filsafat yang dalam salah satu penggalan dialognya mengatakan bahwa Tuhan lebih menyukai anak-anak ketimbang orang dewasa. Karena bagi anak-anak dunia selalu baru, sama persis barunya saat Tuhan

Mukadimah Surat Untuk Tuhan

Semuanya berawal dari sebuah tantangan yang diberikan oleh salah satu komunitas menulis online terbesar di Indonesia kepada anggotanya. Yakni tantangan untuk menulis secara rutin 30 hari berturut-turut dengan memilih satu tema yang pada akhirnya akan dibukukan. Buku ini adalah salah satu hasil dari tantangan tersebut. Bagi saya selaku yang diberi kesempatan untuk menulis isi dari buku ini oleh" Dia" pemilik segala kehidupan adalah sebuah kenikmatan. Di izinkannya saya menyelesaikannya 21 satu surat yang segera akan anda baca. 21 satu surat ini adalah refleksi dari kehidupan sehari-hari saya sebagai penulis. Yang merasa bahwa pada hakikatnya ayat yang sering kita baca di kitab suci bahwasanya Tuhan itu dekat, bukan hanya tulisan biasa namun benar-benar terbukti di kehidupan penulis sehari-hari.begitu dekatnya hingga penulos seringkali tak mampu menahn air mata dari berbagai pelajaran yang tertuang di surat-surat yang akan segera anda baca. Tuhan itu dekat, dia ada disetiap k

Retak-retak Istana Maja

Masih adakah orang-orang yang mampu mencintai kesederhanaan? Di dunia yang gemerlap ini katanya kita harus realistis, melihat segala sesuatu berdasar kenyataan. Segalanya harus serba transaksional, kamu mau apa, kamu tau harus berbuat apa. Segala cara dipandang sebagai sesuatu yang wajar, ambil saja satu contoh. Yakni menyuap, dulu mungkin menyuap adalah tindakan yang melanggar etika kehormatan seseorang. Ketika seorang disuap atau menyuap dapat dipastikan akan dinilai buruk oleh orang disekitar ketika ketahuan. Tapi di zaman sekarang ini, seseorang lebih menghargai sebuah pertemanan yang menguntungkan meski harus menyuap atau disuap. Alasannya sederhana, saling mengerti sajalah. Di hingar bingar dunia digital inipun, sudah tak asing lagi kalau kecantikan bantuan perawatan dan kosmetik kelas wahid bisa membuat seorang jadi lebih populer. Kalau lagu jaman dahulu ada yang berjudul "ada uang abang disayang". Sekarang "banyak uang, disayang dunia". Kita bisa jadi sega