Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2016

Refleksologi 1 | mendamba sosok "insan kamil"

Senja segera tiba namun budi dan Jarwo masih dalam pertandingan silat lidah alias sebuah perdebatan. Padahal Rasul mereka pernah menjanjikan sebuah surga untuk orang yang meninggalkan perdebatan walaupun dia benar. “ kamu ini kalau dibilangin kok ngeyel tho wo..wo.., pangkal masalahnya itu ada di sistem pendidikan kita...” “ Sistem pendidikan piye maksudmu? Bukankah sudah jelas ini rentetan masalahnya berasal dari kesenjangan sosial yang sudah semakin Senjang saja, udah ngga masuk akal.” “ngene lho wo... Jarwo . Kalau sistem pendidikan kita tertata dan kurikulumnya jelas serta terarah pasti cah cilik saiki ndak ada yang neko neko.Ndak ada anak anak yang suka gituin temenya sendiri, minum soffel campur baygon, jadi kurir narkoba atau yang lainnya , ngerti kamu?“ “ya ngerti tho bud, emang bener katamu sistem pendidikan kita ndak beres tapi masalah nya kesenjangan antara si miskin sama si kaya itu udah ndak wajar bud. Coba sekali kali kamu ke Jakarta pusat, tempat dimana gedung gedung

Pembangunan yang berkesinambungan

Assalamuallaikum warahmatullahi wabarakatuh Tak terasa sudah lebih dari 2 tahun negeri ini dipimpin oleh Presiden Joko Widodo. Dengan segala ujian yang dijalani semasa beliau memimpin,paling tidak kita sudah menikmati berbagai macam pembangunan yang mengalami berbagai macam percepatan di setiap sisi. Pemerintah kali ini benar benar jeli melihat pokok permasalahan yang selama ini menghambat pembangunan,semua sisi benar benar diperhatikan. Mulai dari pembenahan birokrasi yang ribet yang berdampak kepada proses pengerjaan suatu kegiatan . Kemudian pembenahan di jajaran elite para menteri,yang tidak kompeten ataupun sejalan dengan maksud atau visi Presiden , segera diganti dengan yang lain tanpa membuat yang digantikan merasa kecewa sedikitpun. Karena memang bagi seorang Presiden, menjaga visi jelas hal yang paling penting. Seperti kata orang " boleh mengubah caranya,tapi jangan ubah tujuannya". Belum lagi di hal lain yang juga mengalami berbagai macam percepatan yang dapat kita

Refleksologi 5| Menghidupkan kesederhanaan

Di suatu pagi di negara Endonesa, budi dan jarwo melaksanakan aktivitas rutinnya yaitu ngopi dan makan gorengan di warung mba Narni dan terjadi obrolan singkat Budi : wo..kamu tau lek Amin ndak? Jarwo : yang tukang cukur itu tho? Budi : iyo wo, Jarwo : kenapa emangnya bud? Budi : aku kagum wo sama beliau, beliau itu wo dari aku smp sampe aku jadi pengangguran masih aja istiqomah jadi tukang cukur Jarwo : iya bud, keliatan dari wajahnya . Teduh gitu ,bahasa jawane nriman Budi  : apalagi ibadahnya rajin banget wo..lima waktu bisa ke mesjid terus. Aku yang nganggur malah ndak bisa wo. Hahaha Jarwo : hahaha...kamu ini yo ndak mungkin bisa bud nyaingi lek amin Budi  : kok bisa wo? Jarwo : lek amin itu punya sikap yang ndak kamu punya. Beliau itu nrimo ing pandume gusti,istiqomah sampai titik darah penghabisan dan nguripi kesederhanaan kanjeng Rasul bud...gitu Budi  : Wah, kakean tape arek iki... Jarwo : rupamu bud,bud... Budi  : lha neg aku punya sifat opo wo Jarwo : pengarep

Maha Karya 4II

Assalamuallaikum warahmatullahi wabarakatuh. Langit pagi mulai memanas,yap hari itu tanggal 4 november. Bertepatan dengan segala macam jenis hiruk pikuk pekerjaan kemanusiaan. Mulai dari sekolah seperti biasa,kerja seperti biasa ,pernikahan dan hal  biasa lainnya. Tapi tidak bagi langit jakarta,semenjak pukul 3 pagi langit jakarta sudah disibukkan oleh berbagai macam tamu keagamaan dari segala macam penjuru. Mulai dari ujung nusantara sampai ke ujungnya lagi. Untuk menyatukan suara ,membangkitkan aspirasi ,menghidupkan tekanan ke setiap sudut. Seolah olah mereka ingin menyampaikan " inilah kami " . Dengan kepala menengadah keatas namun dalam ketawadhuan yang luar biasa,mereka meleburkan diri ke jutaan massa. Sosok yang hebat itu menunjukan kekuasaanya melawan satu makhluk yang tak jelas rupannya. Tak jelas maksudnya ,mulai ufuk menyapa mereka menyuarakan aspirasinnya,berbagai komponen menikmati rejeki dari Tuhannya,mulai dari politikus pesakitan,hartawan bakhil, pemilik s