Skip to main content

Lihatlah hikmahnya

Baru saja kita melalui hari bersejarah untuk negeri ini, pelantikan presiden NKRI yg hikmat dan membawa semangat baru. Yah.. ibarat kata, ini adalah Angin dari surga. Sosok yang dikagumi serta dihormati di mancanegara. Tapi sayang, masih saja ada beberapa orang di negeri kita yang "gagal move on", yang menjadikan mereka akan tetap sibuk menjadi "pengamat keburukan orang lain".

Yah.. selain itu kita juga telah move on dari 1435 H ke 1436 H (entah bener atau salah sih) , sebuah hari yang menandai peristiwa hijrahnya sang Cahaya Pilihan menuju ke peradaban yang mengagumkan. Sepatutnya pun kita juga bisa menerapkan hal itu kepada diri kita "move on" dari kesempitan hati dan pikiran guna menuju kemegahan hati dan pikiran pula, yang mungkin dapat membantu presiden kita untuk mewujudkan gagasan Revolusi Mental - nya. Mental yang bersih , bebas dari pengaruh apapun.

Menjalani kehidupan memang tak mudah apabila kita menggunakan cara cara yang baik dan benar, tapi apa salahnya jika kita mencoba, start from ourself and then forward it to each other, menjadi baik, berguna serta bermanfaat. Ingat " sebaik baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama ".

Lihatlah hikmahnya, karena di setiap puncak gunung tertinggi selalu ada pemandangan yg menakjubkan , ketika kita jatuh pada suatu bagian kehidupan, anggaplah itu pupuk kandang yang baunya tidak sedap namun bermanfaat bagi kita. Dengan melihat hikmah dari setiap kejadian yang ada, hal itu akan menjadikan kita manusia yang bijak , tak sombong namun tetap pantas dihormati. Ingat " Langit tak perlu mengatakan bahwa dia tinggi ".

Salam...

Comments

Popular posts from this blog

Berbuat Baik, Sebaik Mungkin

Opini kali ini, judulnya tentang berbuat baik; sebaik mungkin. Tadi malem, saya ngaji di salah satu majlis. Kata ustadznya, ada maqalah yang bilang kek gini. " Kalau kamu muliakan orang alim, sejatinya kamu sedang memuliakan dirimu sendiri".  Kemarin, saya juga ngelakuin suatu hal yang udah maksimal tapi cuma dapet apresiasi minimal dari atasan. Seringkali dalam kehidupan hal tersebut terjadi. Kita ngebelain ngelembur, kerjain mati-matian, serius melakukan yang terbaik, tapi dapet apresiasi yang minim dari orang lain. Manusiawi sih. Sangatlah wajar kalau kita udah ngelakuin suatu pekerjaan dengan maksimal dan kita juga ngarep apresiasi yang setimpal dari orang lain. Ngarep itu kan udah jadi rutinitas keseharian buat kita, kenapa? Karna kita niatnya dari awal keliru.  Saya kadang ngrengeng-ngrengeng atau membayangkan beberapa hal yang saya lakukan dulu. Dulu waktu kerja di pabrik, saya sebagai anak yang baru lulus, shock betul waktu itu. Dapet kerjaan yang modalnya

Ustadz Hanan Attaki "Walisongo Zaman Now"

Oleh : Arsa Pagi ini saya sedikit terinspirasi dan termotivasi oleh beberapa video yang digarap oleh Ustadz Hanan Attaki dengan gerakan "shift" bentukannya. Secara pribadi jujur saya menyukai apa yang dilakukan oleh Ustad dan kolegannya. Bak seorang juru taktik sepakbola, beliau sangat visioner dan paham cara merebut atau mengajak hati kawula muda untuk berhijrah. Kemasan dakwah dengan tema-tema sosial kekinian serta memanfaatkan banyak teknologi zaman sekarang membuat kajian yang dipimpinya beda dengan yang lainnya. *Ustadz Hanan Attaki Ustad Hanan Attaki ini seperti penjelmaan dari walisongo jaman dulu . Dahulu Sunan Kalijogo dan Sunan Bonang memanfaatkan media gamelan dan wayang untuk berdakwah, mengajak serta membumi islamkan nusantara. Dakwah yang terbukti moncer ini berhasil membuat nama mereka dikenang hingga sekarang dan bahkan makam-makamnya masih saja memberikan keberkahan kepada warga sekitar karena sering dikunjungi oleh penziarah dari luar daerah. 

Sebuah Pengalaman

Taukah kalian bahwa untuk menciptakan sebuah lukisan yang sempurna, enak dilihat dan sesuai harapan kalian. Maka yang harus kalian miliki adalah puluhan ataupun ratusan alat dan bahan. Kalian membutuhkan banyak sekali jenis warna yang sesuai dengan apa yang kalian harapkan, kuas dengan berbagai ukuran untuk membuat detil-detil yang meyakinkan, canvas yang masih putih untuk menuangkan berjuta ide kalian dan sedikit passion untuk melukis. Begitupun hidup. Tabula rasa. Sebuah teori mengenai bagaimana manusia berkembang sebagai seorang individu. Seorang psikolog bernama john locke mengatakan bahwa manusia lahir ke bumi tanpa membawa pengalaman mental apapun. Mereka selayaknya kertas kosong. Sejalan dengan pendapat dikalangan umat muslim bahwa bayi lahir dengan fitrahnya yang suci. Pengalaman lingkungan serta didikan orang tua lah yang membentuknya menjadi seorang individu. Dan itulah jawaban mengapa manusia begitu beragam. Kembali ke lukisan. Analogi lukisan tersebut serupa dengan kehidupa