Skip to main content

Ngaji psikologi 1 | Kenalan sama freud

Assalamuallaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Kali ini ada yang beda dari blog ini. Ya seperti judul diatas, insya'Allah akan ada seri ngaji psikologi. Ngaji sendiri berasal dari istilah "ngatur jiwo" dan psikologi asalnya dari bahasa latin yang artinya "ilmu jiwa". Jadi ada korelasi diantara "ngaji" dan "psikologi" . Karena ilmunya ngaji adalah psikologi ( opo sih saa???).
Ok bahasan diatas gak penting. ABAIKAN saja...
Ini adalah om freud 
Hasil gambar untuk freud
*from google.com

Hasil gambar untuk freud
*from google.com



Cakep kan?dan dia adalah perokok aktif, bahkan konon sebab dia meninggal juga karena rokok.

Untuk kehidupan pribadinya atau biografinya tidak akan dijelaskan disini ya.
Freud adalah bapak psikoanalisa. Psikoanalisa ini erat hubungannya dengan psikologi yang berhubungan dengan kepribadian. Jadi teori teori freud ini akan banyak ngebahas tentang kepribadian. Untuk itu temen temen bisa mengenal diri sendiri melalui teori freud ini. Kan dalam Islam ada kan hadist yang artinya kurang lebih " barangsiapa mengenal dirinya, niscaya dia mengenal Tuhannya". Untuk itu salah satu tujuan ngaji psikologi adalah membawa temen temen ke pemahaman baru mengenai diri temen temen sendiri. 

Jadi, freud adalah seorang founder dari aliran atau ajaran psikoanalisis. Freud membagi struktur kepribadian manusia menjadi 3 sistem yaitu : Id, Ego dan Super Ego.

Id adalah sebuah sistem yang original dalam kehidupan, atau dalam islam disebut Fitrah manusia. Isinnya segala sesuatu yang berhubungan dengan aspek biologis seperti keinginan untuk makan, berhubungan badan, mengusasai dunia, menguasai manusia dsb. Id sering dikaitkan dengan prinsip mengejar kenikmatan, atau bisa disebut prinsip ke'enakan. Intinya Id ini sifat sifat manusia yang inginnya memenuhi kenikmatan biologisnya sendiri. Termasuk berkedip, batuk, menguap dsb adalah salah satu cara Id menyalurkan hasratnya. Namun id ini hanya muncul dalam ranah "pikiran",masih proses memikirkan, seperti ketika temen temen laper, maka temen temen harus makan kan? Tidak cukup hanya dengan memikirkan makanan kan? Nah sistem yang mengatur proses terjadinya makan adalah ego.

Ego merupakan aspek psikologis, realitas. Seperti dibahas sebelumnya ego adalah sistem yang mengatur, menimbang, mengeksekusi atau melakukan tindakan setelah muncul proses sebelumnya yang dipimpin oleh id. Jadi tugas atau peranan ego disini adalah sebagai pintu terakhir sebelum keluarnya tindakan kita. Misal menentukan akan makan menggunakan tangan atau sendok, menentukan apakah keinginan Id tadi bisa dipenuhi atau tidak.. Nah setelah ini ada super ego.

Super ego adalah aspek sosial, dia merupakan wakil wakil dari proses kesempurnaan hidup, wakil dari nilai nilai sosial, adat istiadat, tradisionalitas tang tumbuh disekililing kita. Fungsinya yang pokok adalah menentukan "sesuatu" itu baik atau tidak jika dilakukan. Jadi bukan hanya "bisa" dilakukan namun juga "baik" untuk dilakukan. Dalam prosesnya super ego selalu menjadi penghalang keinginan keinginan Id yang bertentangan dengan nilai nilai masyarakat. Yang dituju oleh super ego adalah kesempurnaan dalam kehidupan. 

Bahasan selanjutnya adalah mengenai instink, karna yang dijelaskan oleh freud sangatlah banyak maka saya akan membagi pembahasannya sehingga temen temen bisa fokus mempraktekannya atau mengenalnya terlebih dahulu. 

Ada satu quote dari freud yang akan jadi penutup artikel kali ini yaitu 

"kalau kamu tidak bisa melakukannya, menyerahlah"

 Wassalamualaaikum

Comments

Popular posts from this blog

Berbuat Baik, Sebaik Mungkin

Opini kali ini, judulnya tentang berbuat baik; sebaik mungkin. Tadi malem, saya ngaji di salah satu majlis. Kata ustadznya, ada maqalah yang bilang kek gini. " Kalau kamu muliakan orang alim, sejatinya kamu sedang memuliakan dirimu sendiri".  Kemarin, saya juga ngelakuin suatu hal yang udah maksimal tapi cuma dapet apresiasi minimal dari atasan. Seringkali dalam kehidupan hal tersebut terjadi. Kita ngebelain ngelembur, kerjain mati-matian, serius melakukan yang terbaik, tapi dapet apresiasi yang minim dari orang lain. Manusiawi sih. Sangatlah wajar kalau kita udah ngelakuin suatu pekerjaan dengan maksimal dan kita juga ngarep apresiasi yang setimpal dari orang lain. Ngarep itu kan udah jadi rutinitas keseharian buat kita, kenapa? Karna kita niatnya dari awal keliru.  Saya kadang ngrengeng-ngrengeng atau membayangkan beberapa hal yang saya lakukan dulu. Dulu waktu kerja di pabrik, saya sebagai anak yang baru lulus, shock betul waktu itu. Dapet kerjaan yang modalnya...

Mereka terhebat

Assalamuallaikum Hay bro... Gimana kabarnya, sehat kan? Kali ini sy mau bahas tentang " teman".. Yap makhluk yg sering kita repotin atau mungkin sebaliknya ( hehehe). Kalian pasti punya kan? Teman adalah seseorang yg ngga akan mampu didefinisikan dengan apapun.mereka adalah spesies terbaik dalam hidup kita dan mereka juga sangat berpengaruh bagi kehidupan sosial kita.Tiap tiap dari mereka memiliki karakter yg berbeda beda yang mampu memberi warna untuk lukisan kehidupan kita. Teman itu adalah sekumpulan manusia yg tak akan pernah mengkhianati kalian dalam kondisi apapun, mereka itu always listening and understanding .Mereka selalu paham dengan kita, seburuk apapun kita. Jadi jangan sia siakan mereka demi apapun, karena jika kalian lakukan itu maka akan ada penyesalan di akhir cerita hidup kalian.. Sayangi mereka dan peluk mereka dengan doa doa di sepertiga malam kalian. Mereka adalah spesies terhebat yang biasa kalian panggil " teman" Ok, tengkyu Wass...

My Quarter Life Crisis

Semenjak pulang dari perantauan saya selalu merasa ada yang kosong dalam hidup saya. Saya seolah tak menemukan kebermaknaan dalam menjalani kehidupan. Hanya menjalani hidup base on what most people do . Meskipun pada akhirnya mulai timbul berbagai pertanyaan yang belum ada jawabnya di otak. Seperti “ mau jadi apa kamu, mau kemana sih jalan hidupmu, mau kapan nikah, dsb”. Setiap pertanyaan muncul rutin satu per satu dalam setiap jamnya. Seolah setiap pertanyaan tersebut jawabnya “ aku ngga tau “. Selang beberapa waktu setelah merantau akhirnya saya berdiskusi dengan diri sendiri. Singkat cerita salah satu keputusan yang saya ambil adalah kembali ke bangku belajar di usia 22 tahun. Surely, itu menurut saya telat meskipun saya ngga menyesali apa yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Bagi saya saat itu, ternyata waktu kita emang singkat dan ngga mungkin mengerjakan semua hal besar dalam satu waktu. Semua hal besar harus dikerjakan s-a-t-u p-e-r-s-a-t-u. Akhirnya saya ambil jurus...