Skip to main content

Aku 2

Assalamuallaikum

Bismillah.

Ini artikel seharusnya mau dijudulin "apa aku bukan pecinta sholawat". Kenapa? Karena sepertinya semangat atau energinya sholawat dengan di iringi rebana ngga bisa masuk atau nembus ke sebuah tempat yg ada dalam tubuh saya.

Meski begitu engga semua sholawat juga. Ada bbrp yang masuk. Apalagi kalau rame, sholawatnya itu kek ada semangatnya gitu. Pernah kejadian waktu di karawang. Waktu itu sholawatan seorang habib dan kebetulan pas syeikh hisyam kabbani hadir. Ada tarian shufi, tabuhan rebananya bener bener nyenggol hati. Kencengnya bukan cuma ke telinga tapi juga langsung ke hati gitu. Ada tarian sufi juga. Nyampur deh pokoknya waktu itu dan takjub lah pokonya.

Why? Kata seorang ustad. Ada waktu, seseorang, kondisi, tempat, syair, dsb yang dijadi'in oleh Allah wasilah utk mengingatNya. Begitulah... Keknya memang cuma beda di genre. Engga semua sholawatan atau engga semua orang bisa ngebawain sholawatan yg bener bener bisa nyenggol hati saya. Ini " what i feel" lho yaa.

Tapi paling engga kali ini ada yg bisa dibawa pulang. Ka'annal badru fit tamaami, seperti rembulan dalam kesempurnaanya. Siapa yg seperti rembulan?. Rasulullah ji... 😌😌😌

Itu sholawat yg indah. Ngomongin sholawat sy jadi inget tentang beberapa syair yg digubah oleh beberapa ulama nusantara klasik jaman dulu. Kayak Hamzah fansuri dan juga sunan kalijogo. Katanya, katanya nih, syair mereka itu unik. Kalau dibaca oleh anak anak ya pas, kalau dikonsumsi oleh remaja cinta cinta'an ya bisa tapi kalau di maknai dalem yaa bisa dalem juga. Semisal lir ilir, gundhul gundhul pacul, dsb.

Then.. Now talking about blood type.

Jadi golongan darah saya itu kan O. Kalau belum berubah ya waktu itu haha. Ada satu yang saya sorotin. Katanya kek gini..'sekali kali jangan serius serius'.

Trus dalam hati kan bilang kek gini, " njir, kok bener. Hahaha". Emang selama ini keknya ngga boleh keseringan serius. Kadang nih ya, kan akhir akhir ini jadi agak alim, semangat banget gitu nulis trus ngefokusin diri belajar tentang "Self". Dan emang kebanyakan seriusnya gitu. Soalnya susah kalau dicandain, malahan sekali kali becanda malah berlebihan hehehe.

Begitulah.

Human

Manusia itu unique, satu orang satu akal. Akal yang ngebuat manusia beda dengan hewan atau yg lainnya. Kalau sekali kumpul ada bbrp orang. Berarti ada beberapa akal yang ngumpul. Dan gilanya, hebatnya. Ngga semua sama lho. Pokoknya unik deh, ngga sama semua.

Bahkan komponen penyusunnya beda beda. Dalam islam 'kata pak dosen di UIN jogja' manusia itu susunan manusia itu ada jasmani dan ruhani, sedang ruhani ada 2 yakni nafs sama ruh. Ruh itu urusan Allah, sedang nafs ada banyak pengertiannya. Nah kalau bicara bab ini mesti jatuhnya serius lagi hahaha.

Tak tutup dengan sebuah syair dadakan.

Bismillah

Seperti rembulan dalam kesempurnaannya.

Ya seperti itulah dirimu



Comments

Popular posts from this blog

Berbuat Baik, Sebaik Mungkin

Opini kali ini, judulnya tentang berbuat baik; sebaik mungkin. Tadi malem, saya ngaji di salah satu majlis. Kata ustadznya, ada maqalah yang bilang kek gini. " Kalau kamu muliakan orang alim, sejatinya kamu sedang memuliakan dirimu sendiri".  Kemarin, saya juga ngelakuin suatu hal yang udah maksimal tapi cuma dapet apresiasi minimal dari atasan. Seringkali dalam kehidupan hal tersebut terjadi. Kita ngebelain ngelembur, kerjain mati-matian, serius melakukan yang terbaik, tapi dapet apresiasi yang minim dari orang lain. Manusiawi sih. Sangatlah wajar kalau kita udah ngelakuin suatu pekerjaan dengan maksimal dan kita juga ngarep apresiasi yang setimpal dari orang lain. Ngarep itu kan udah jadi rutinitas keseharian buat kita, kenapa? Karna kita niatnya dari awal keliru.  Saya kadang ngrengeng-ngrengeng atau membayangkan beberapa hal yang saya lakukan dulu. Dulu waktu kerja di pabrik, saya sebagai anak yang baru lulus, shock betul waktu itu. Dapet kerjaan yang modalnya

Ustadz Hanan Attaki "Walisongo Zaman Now"

Oleh : Arsa Pagi ini saya sedikit terinspirasi dan termotivasi oleh beberapa video yang digarap oleh Ustadz Hanan Attaki dengan gerakan "shift" bentukannya. Secara pribadi jujur saya menyukai apa yang dilakukan oleh Ustad dan kolegannya. Bak seorang juru taktik sepakbola, beliau sangat visioner dan paham cara merebut atau mengajak hati kawula muda untuk berhijrah. Kemasan dakwah dengan tema-tema sosial kekinian serta memanfaatkan banyak teknologi zaman sekarang membuat kajian yang dipimpinya beda dengan yang lainnya. *Ustadz Hanan Attaki Ustad Hanan Attaki ini seperti penjelmaan dari walisongo jaman dulu . Dahulu Sunan Kalijogo dan Sunan Bonang memanfaatkan media gamelan dan wayang untuk berdakwah, mengajak serta membumi islamkan nusantara. Dakwah yang terbukti moncer ini berhasil membuat nama mereka dikenang hingga sekarang dan bahkan makam-makamnya masih saja memberikan keberkahan kepada warga sekitar karena sering dikunjungi oleh penziarah dari luar daerah. 

Sebuah Pengalaman

Taukah kalian bahwa untuk menciptakan sebuah lukisan yang sempurna, enak dilihat dan sesuai harapan kalian. Maka yang harus kalian miliki adalah puluhan ataupun ratusan alat dan bahan. Kalian membutuhkan banyak sekali jenis warna yang sesuai dengan apa yang kalian harapkan, kuas dengan berbagai ukuran untuk membuat detil-detil yang meyakinkan, canvas yang masih putih untuk menuangkan berjuta ide kalian dan sedikit passion untuk melukis. Begitupun hidup. Tabula rasa. Sebuah teori mengenai bagaimana manusia berkembang sebagai seorang individu. Seorang psikolog bernama john locke mengatakan bahwa manusia lahir ke bumi tanpa membawa pengalaman mental apapun. Mereka selayaknya kertas kosong. Sejalan dengan pendapat dikalangan umat muslim bahwa bayi lahir dengan fitrahnya yang suci. Pengalaman lingkungan serta didikan orang tua lah yang membentuknya menjadi seorang individu. Dan itulah jawaban mengapa manusia begitu beragam. Kembali ke lukisan. Analogi lukisan tersebut serupa dengan kehidupa