Skip to main content

Aku 3

Bismillah.

Assalamuallaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Semoga keselamatan, rahmat dan keberkahan melimpahi kalian.

Tulisan ini atau artikel yang sudah 3 series ini merupakan ketidaksengajaan saya dalam menulis. Berawal dari kegelisahaan dan kegamangan dalam memandang permasalahan hidup yang sekiranya mampir di kehidupan saya sebagai seorang lelaki biasa.

Entah harus mulai dari mana. Sebenernya terbersit sedikit tadi untuk menceritakan hal ini pada seseorang yang kebetulan lagi deket akhir akhir ini. Tapi ngga etis keknya ngebebanin seseorang dengan kegamangan saya. Dia pantas untuk berbahagia dan jangan sampailah cerita saya membuat beban dikehidupannya.

Actually kehidupan saya ya ngga parah parah banget. Saya ngga punya utang yang banyak, saya engga punya pacar yang ribet, saya ngga punya musuh selain diri saya sendiri. Dan saya ngga terlalu kebebani dengan omongan orang paling tidak untuk saat ini, lagian siapa juga yang mau ngomongin saya ya, hehehe. Pun setidaknya tidak dikenal, dianggap, populer dsb punya satu sisi baik yakni kita bisa hidup tenang di semesta yang luas dan sepertinya nyambung dengan banyak hal.

Bro, kadang nih kita ngga tau apa yang akan terjadi didepan kita dan seketika kita kalut, bingung, ngerasa paling "no" dihadapan sejumlah orang yang hidup di dunia. Kadang kita diremehin, dihina secara tersirat, dijadikan pesuruh dengan cara yang sedikit terhormat. Kadang kita ngga punya keberanian untuk hit back setiap kejadian yang ada. Padahal mungkin kita mampu. Hahaha...

Hidup sekarang atau mungkin dari dulu menjadi aneh bagi kita dan kita sekarang jadi orang "aneh" ketika kita menyadarinya.

Keruwetan inilah yang saya coba urai dengan sabar. Perlahan perlahan saya temuin pola, sikap, cara pandang baru dan sebagainya. Meski kadang ngga sesuai dengan pendapat orang orang yang diakui kepintaranya oleh dunia saat ini.

Hahaha.
Penulis, professor tasawuf, praktisi tasawuf, doktor filsafat, teknisi, karyawan biasa, operator mesin, pedagang pasar dan berbagai macam profesi dengan sudut pandang mereka masing masing. Dengan keunikan pola pikir mereka masing masing.

Ada lagi juga seorang mahasiswi yang sy pikir sy punya ketertarikan kepadanya. Pemuda pemudi yang menamakan diri mereka sebagai remaja, hehe. Kadang saya meh bilang...

"temen temen sekarang kalian udah gede lho. Kaidah psikologi yang baru tak pelajari ngejelasin kalau kalian udh masuk fase dewasa awal. So act wisely."

Jamaah masjid, tukang parkir, musisi gondrong yang lagunya asik banget, atau traveller dan penyair yang entah seperti apa pola pikir mereka membentuk sikap unique mereka.

Dan yang terakhir para orang alim yang hanya lewat bukunya yang udah diterjemahin ke bahasa indonesia saya bisa mengenalnya. Maulana rumi, imam Ghazali, Nabi Muhammad dan para nabi yang lain. Yang keabadian mereka benar benar berbekas di perjalanan kehidupan saya.

Ada pesan yang sekilas terngiang. Meski atau seperti apapun dirimu, cintamu, kelakuanmu. Ketika kamu kalut percayalah jalan terbaik adalah memaknai kehidupan beragamamu. Lewat jalan agama yang ngga ngejamin kamu kaya raya tapi menggaransi dirimu bakalan tenang.

Dan lucunya, sebenernya jika kamu menyadari, selama ini yang kamu cari itu ketenangan.

Udahan ya. Buat bbrp pola yang tak temuin bakalan tak jelasin di artikel selanjutnya. Karna jujur nulis pake HP itu 'kemeng' jempolnya. Efek leptop ngga selese selese di servisnya. Meski belum tentu juga semisal leptop udah jadi saya pasti nulis. Hahaha.

Oiya bocoran dikit. Novel pertama saya masih jalan di bab 3 dari yang rencananya minim 15 bab. Dan rencananya judul novelnya

" Yang pergi, Yang dinanti"

Doain ya.. Semoga selese, bagus, diterima penerbit, bisa dicetak, dan manfaat buat semua circle yang terlibat.

Oke...
Wassalamuallaikum.

Comments

Popular posts from this blog

Berbuat Baik, Sebaik Mungkin

Opini kali ini, judulnya tentang berbuat baik; sebaik mungkin. Tadi malem, saya ngaji di salah satu majlis. Kata ustadznya, ada maqalah yang bilang kek gini. " Kalau kamu muliakan orang alim, sejatinya kamu sedang memuliakan dirimu sendiri".  Kemarin, saya juga ngelakuin suatu hal yang udah maksimal tapi cuma dapet apresiasi minimal dari atasan. Seringkali dalam kehidupan hal tersebut terjadi. Kita ngebelain ngelembur, kerjain mati-matian, serius melakukan yang terbaik, tapi dapet apresiasi yang minim dari orang lain. Manusiawi sih. Sangatlah wajar kalau kita udah ngelakuin suatu pekerjaan dengan maksimal dan kita juga ngarep apresiasi yang setimpal dari orang lain. Ngarep itu kan udah jadi rutinitas keseharian buat kita, kenapa? Karna kita niatnya dari awal keliru.  Saya kadang ngrengeng-ngrengeng atau membayangkan beberapa hal yang saya lakukan dulu. Dulu waktu kerja di pabrik, saya sebagai anak yang baru lulus, shock betul waktu itu. Dapet kerjaan yang modalnya...

Mereka terhebat

Assalamuallaikum Hay bro... Gimana kabarnya, sehat kan? Kali ini sy mau bahas tentang " teman".. Yap makhluk yg sering kita repotin atau mungkin sebaliknya ( hehehe). Kalian pasti punya kan? Teman adalah seseorang yg ngga akan mampu didefinisikan dengan apapun.mereka adalah spesies terbaik dalam hidup kita dan mereka juga sangat berpengaruh bagi kehidupan sosial kita.Tiap tiap dari mereka memiliki karakter yg berbeda beda yang mampu memberi warna untuk lukisan kehidupan kita. Teman itu adalah sekumpulan manusia yg tak akan pernah mengkhianati kalian dalam kondisi apapun, mereka itu always listening and understanding .Mereka selalu paham dengan kita, seburuk apapun kita. Jadi jangan sia siakan mereka demi apapun, karena jika kalian lakukan itu maka akan ada penyesalan di akhir cerita hidup kalian.. Sayangi mereka dan peluk mereka dengan doa doa di sepertiga malam kalian. Mereka adalah spesies terhebat yang biasa kalian panggil " teman" Ok, tengkyu Wass...

Wasilah rebana dan diba'an

Assalamuallaikum warahmatullahi wabarakatuh. Oy... Salam sejahtera bagi kita semua ( hahaha ) Salam diatas adalah salam formalitas yang wajib diucapkan di negeri Indonesia. Bahkan "assalamuallaikum" kalah wajib dibanding salam tersebut. Tapi bukan itu yang akan dibahas di artikel atau refleksi ini. Kali ini kita akan ngebahas budaya rebana dan diba'an atau muludan yang akrab sekali dikehidupan kaum nahdliyin . Seperti yang kita ketahui sudah 71 tahun lebih kaum nahdliyin mengawal dan menjadi katalis atau sampel dari islam di Indonesia, meski beberapa tahun terakhir posisinya sedikit bergeser dengan adanya kabilah kabilah luar yang mulai mengenalkan islam mereka ke bumi nusantara. Dan ternyata penduduk negeri kita ini tanpa disadari sudah lebih tertarik ke paham para pedagang tersebut. Ahh sepertinnya obrolan nasi kucing kali ini bisa jadi lebih berat kalau kita terus menerus membahas mereka. Sejatinnya dari nasi kucing kita benar benar belajar tentang apa itu I...