lanjutan dari part 1
James bangun, melihat sekelilingnya, daratan, rumah, tempat bermain,
semua kenangan kini hancur tak bersisa sedikitpun. Air matanya menetes,
kemudian pandangannya beralih ke pedang disampingnya. James mengambil pedang
tersebut lalu membuangnya jauh jauh. Air matanya semakin deras, lututnya
menyentuh tanah, kepalanya tertunduk. Kali ini dia mengutuk langit dan pedang
legenda tersebut. Perasaan dendam sudah tertanam di hatinnya, dia bertekad akan
membalaskan dendamnya, entah bagaimanapun carannya.
…
*pixabay.com |
Bangkai manusia, reruntuhan bangunan, dan semua kekacauan
terpampang jelas dihadapan matannya kini. Dia tidak bisa mempercayai ini semua.
Daratan yang terkenal dengan
produksi gandum ini kini benar benar hancur. Seperti dihantam kiamat kecil. Seluas mata memandang hanya reruntuhan dan
bangkai yang terlihat. Serta bau bangkai yang menyengat hidungnya.
Namun matanya terhenti sejenak ketika melihat sesosok yang
nampaknya seperti manusia
terlihat di atas bukit . Nelayan tersebut beranjak menghampiri sosok
tersebut. Semakin mendekat semakin jelas
bahwa sosok tersebut adalah manusia. Dia tidak bisa mempercayainya, setelah apa
yang dia lihat tadi ternyata masih ada yang mampu selamat dari kiamat yang
menghancurkan seluruh daratan beserta isinnya.
“ Ini benar benar gila " gumamnya dalam hati.
Sekarang dia hanya berjarak 10 meter dari sosok tersebut.
Ternyata sosok tersebut adalah
anak kecil. Anak tersebut terpaku, diam, tak bergerak sedikitpun, di
pipinya nampak jelas bekas
airmata, matanya sayu, tampak sekali kesedihan dalam dirinnya. Tapi bibirnya tersenyum tipis seolah
menyembunyikan sesuatu. Nelayan itu ketakutan,
apakah kejadian ini ada kaitanya dengan anak tersebut. Sementara
disampingnya tergeletak sebuah
pedang yang bagus, nampak baru dibuat namun bentuknya tidak seperti pedang
pedang pada umumnya. Pegengan oedang tersebut terbuat dari kayu yang berwarna
kecoklatan. Ada sedikit tulisan di pedang tersebut. Sementara material pedang
tersebut dari baja yang kuat terlihat dari kerapatan pedang tersebut. Tapi yang
paling menarik dibagian tajam pedang tersebut, seluruhnya terbuat dari permata
yang diasah tajam. Bening namun mematikan.
Nelayan tersebut menghampiri anak tadi. seketika memeluk
nelayan tersebut. Erat sekali. Seolah melampiaskan sesuatu, seolah benar benar
sangat kehilangan. Nelayan tersebut masih terpaku dan tidak mempercayainya.
Kejadian barusan adalah yang pertama baginnya. Nelayan tersebut ingin
menanyakan perihal tersebut kepada anak kecil ini. Namun dia mengurungkan dan
memutuskan mengajak tersebut mengajak anak tersebut kembali ke rumahnya
diseberang pulau. Dengan semua kejadian yang menimpanya nelayan tersebut tak
pernah benar benar berani menanyakan mengenai kejadian di Euronasia.
Mereka kemudian beranjak ke perahu nelayan tersebut. Si
nelayan tersebut memutuskan membawa pedang yang sepertinnya sengaja
ditinggalkan oleh anak itu.
...
Comments
Post a Comment