pinterest.com |
Namun saat itu juga secara tak langsung kau mengabarkan bahwa hatimu bukan hanya tertuju padaku atau malah bukan untukku. Kau mencinta yang lain, yang aku yakin dia lebih awal dariku dalam hal akrab denganmu. Sesaat semenjak hari itu aku tak bisa menahan kekacauan dalan batinku. Relungku bergejolak menentang prinsip-prinsip yang kutegakan. Sehingga dalam diriku yang nampak riang dari luar, sebenarnya sedang terjadi perang yang luar biasa di dalamnya. Aku tak mampu lagi mempertahankamu. Rasa cinta itu dibunuh oleh logika-logika sederhanaku. Aku harus melupakanmu segera. Agar kembali damai segala hal yang ada didalam hatiku, meskipun itu berarti aku harus menikam diriku setiap kali kerinduan itu muncul kembali.
Entah sampai kapan aku mampu, kini aku mencoba mengalihkan setiap ada sosokmu yang terlintas di benakku. Aku berkenalan dengan orang lain, namun aku harus jujur. Tak ada satupun untuk saat ini yang seperti dirimu. Andai saja lisanku lebih tegas daripada angin-angin ini. Aku berharap bisa menyampaikan apa yang aku rasa. Sembari menikmati matahati sore di ufuk senja. Dan bercerita bahwa terkadang cinta bisa membuatmu menderita sejadi-jadinya.
Comments
Post a Comment