Skip to main content

Retak-retak Istana Maja

Masih adakah orang-orang yang mampu mencintai kesederhanaan? Di dunia yang gemerlap ini katanya kita harus realistis, melihat segala sesuatu berdasar kenyataan. Segalanya harus serba transaksional, kamu mau apa, kamu tau harus berbuat apa. Segala cara dipandang sebagai sesuatu yang wajar, ambil saja satu contoh. Yakni menyuap, dulu mungkin menyuap adalah tindakan yang melanggar etika kehormatan seseorang. Ketika seorang disuap atau menyuap dapat dipastikan akan dinilai buruk oleh orang disekitar ketika ketahuan. Tapi di zaman sekarang ini, seseorang lebih menghargai sebuah pertemanan yang menguntungkan meski harus menyuap atau disuap. Alasannya sederhana, saling mengerti sajalah.

Di hingar bingar dunia digital inipun, sudah tak asing lagi kalau kecantikan bantuan perawatan dan kosmetik kelas wahid bisa membuat seorang jadi lebih populer. Kalau lagu jaman dahulu ada yang berjudul "ada uang abang disayang". Sekarang "banyak uang, disayang dunia". Kita bisa jadi segala-galanya dengan lembaran kertas bernominal tersebut. Karena dunia sekarang mengedepankan realitas. Saling menindaspun bukan hal yang aneh asal itu masih realistis. Efeknya moral manusia sekarang semakin bejat, hierarki mana yang baik dan buruk sudah samar demi tegaknya realitas.

Pixabay.com
"kita harus realistis di zaman sekarang. Kalau bisa sekalian pragmatis. Simple saja". Jika kita menentang sistem khilafah yang baru-baru ini dibubarkan. Kok agaknya bukan karena ketidak cocokan sistem tersebut terhadap kehidupan bernegara kita. Melainkan karena ada keinginan-keinginan kita yang secara tidak langsung lebih menyukai kebebasan tanpa batas-batas moral yang jelas.

Saya tak hendak memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di beberapa tahun kedepan, karena sekarang sudah era globalisasi dimana semuanya menjadi sangat cepat berubah. Dulu mungkin kita mencintai Amerika dengan Obamanya, tapi sekarang mungkin kita membenci Amerika dengan Trumpnya. Ahh, dunia bergerak begitu cepat. Seperti itu juga hati kita, semoga nilai moral yang ditanamkan oleh para kakek nenek moyang kita tak kita rubuhkan dengan dalih memenuhi keinginan yang sesaat ini.

Semoga kita cepat sadar.

Comments

Popular posts from this blog

Ngaji psikologi 1 | Kenalan sama freud

Assalamuallaikum warahmatullahi wabarakatuh.  Kali ini ada yang beda dari blog ini. Ya seperti judul diatas, insya'Allah akan ada seri ngaji psikologi. Ngaji sendiri berasal dari istilah "ngatur jiwo" dan psikologi asalnya dari bahasa latin yang artinya "ilmu jiwa". Jadi ada korelasi diantara "ngaji" dan "psikologi" . Karena ilmunya ngaji adalah psikologi ( opo sih saa???). Ok bahasan diatas gak penting. ABAIKAN saja... Ini adalah om freud  * from google.com * from google.com Cakep kan?dan dia adalah perokok aktif, bahkan konon sebab dia meninggal juga karena rokok. Untuk kehidupan pribadinya atau biografinya tidak akan dijelaskan disini ya. Freud adalah bapak psikoanalisa. Psikoanalisa ini erat hubungannya dengan psikologi yang berhubungan dengan kepribadian. Jadi teori teori freud ini akan banyak ngebahas tentang kepribadian. Untuk itu temen temen bisa mengenal diri sendiri melalui teori freud ini. Kan da...

Berbuat Baik, Sebaik Mungkin

Opini kali ini, judulnya tentang berbuat baik; sebaik mungkin. Tadi malem, saya ngaji di salah satu majlis. Kata ustadznya, ada maqalah yang bilang kek gini. " Kalau kamu muliakan orang alim, sejatinya kamu sedang memuliakan dirimu sendiri".  Kemarin, saya juga ngelakuin suatu hal yang udah maksimal tapi cuma dapet apresiasi minimal dari atasan. Seringkali dalam kehidupan hal tersebut terjadi. Kita ngebelain ngelembur, kerjain mati-matian, serius melakukan yang terbaik, tapi dapet apresiasi yang minim dari orang lain. Manusiawi sih. Sangatlah wajar kalau kita udah ngelakuin suatu pekerjaan dengan maksimal dan kita juga ngarep apresiasi yang setimpal dari orang lain. Ngarep itu kan udah jadi rutinitas keseharian buat kita, kenapa? Karna kita niatnya dari awal keliru.  Saya kadang ngrengeng-ngrengeng atau membayangkan beberapa hal yang saya lakukan dulu. Dulu waktu kerja di pabrik, saya sebagai anak yang baru lulus, shock betul waktu itu. Dapet kerjaan yang modalnya...

Mereka terhebat

Assalamuallaikum Hay bro... Gimana kabarnya, sehat kan? Kali ini sy mau bahas tentang " teman".. Yap makhluk yg sering kita repotin atau mungkin sebaliknya ( hehehe). Kalian pasti punya kan? Teman adalah seseorang yg ngga akan mampu didefinisikan dengan apapun.mereka adalah spesies terbaik dalam hidup kita dan mereka juga sangat berpengaruh bagi kehidupan sosial kita.Tiap tiap dari mereka memiliki karakter yg berbeda beda yang mampu memberi warna untuk lukisan kehidupan kita. Teman itu adalah sekumpulan manusia yg tak akan pernah mengkhianati kalian dalam kondisi apapun, mereka itu always listening and understanding .Mereka selalu paham dengan kita, seburuk apapun kita. Jadi jangan sia siakan mereka demi apapun, karena jika kalian lakukan itu maka akan ada penyesalan di akhir cerita hidup kalian.. Sayangi mereka dan peluk mereka dengan doa doa di sepertiga malam kalian. Mereka adalah spesies terhebat yang biasa kalian panggil " teman" Ok, tengkyu Wass...