Tahun 2017-2018 saya pernah jatuh cinta dengan seorang gadis. Gadis yang lebih muda dari saya. Berawal dari perhatiannya kepada saya, perlahan ketertarikan itu mulai muncul. Kami, saat itu intens sekali ngobrol. Bahkan sesekali saya berkunjung ke rumahnya. Komunikasi yang intens tersebutlah yang memupuk harapan saya semakin menjadi-jadi. Saya mulai membangun persepsi tentang gadis tersebut. Bagaimana dia nanti, perasaan dia terhadap saya, serta jenjang-jenjang berikutnya dalam kehidupan kami. Saat itu saya yakin sekali kalau dia juga suka kepada saya. Mengapa saya begitu yakin? Karena adanya interaksi dua arah dari dia dan juga saya.
Namun, kenyataan berkata lain. Ada lelaki lain ternyata di kehidupannya. Saat dia memutuskan untuk memilih lelaki lain tersebut. Saya benar-benar kalut, baru pertama rasanya saya merasakan hal tersebut, sakit yang sampai saat ini masih teringat dengan jelas di ingatan saya. Perjalanan yang memberikan bekas begitu mendalam di hati saya. Saya membencinya sejadi-jadinya. Persepsi yang saya bangun saat itu benar-benar hancur berantakan. Saya babak belur dihajar oleh ilusi yang saya ciptakan sendiri.
Move on adalah jalan yang terpaksa saya ambil. Tak peduli sedang seruntuh apapun diri anda, dunia harus berjalan sebagaimana adanya. Meratapi tak membuatnya berubah seperti apa yang anda harapkan. Saya akan jadi pecundang yang memalukan kalau tetap dalam kondisi tersebut. Hidup kudu lanjut meskipun jalannya masih berkabut. Banyak hal dalam hidup yang akan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Dan saya menyadari hal itu.
Toh pada akhirnya yang kita tuju dan butuhkan tetap sama yakni kebahagiaan. Entah dengan apa caranya dan dengan siapa kita menempuhnya. Wanita atau pasangan bukan kebahagiaan absolut dalam hidup. Bukan menjadi suatu keharusan dan menjadi sebagai prasyarat kebahagiaan. Masih banyak sekali orang diluaran sana yang mau menghargai kita dan menjadikan kita sebagai orang yang dicintai.
Pesan saya kepada anda yang mengalami hal serupa adalah anda tau sebenarnya jawaban yang anda butuhkan. Hanya seringkali anda takut menempuhnya karena beban masalalu yang masih saja membelenggu. Anda bisa melepaskanya jika berkenan, menjalani kehidupan baru dengan pemahaman yang baru juga bahwa terkadang kisah cinta juga bisa berakhir pilu. Maka tumbuhlah dengan pemahaman itu, karena pemahaman itulah yang menjadikan anda lebih dewasa dalam menyikapi urusan-urusan seperti ini dikemudian hari.
Comments
Post a Comment