Skip to main content

Teman apa kenalan, think it!!!

assalamuallaikum....gimana kabarnya?semoga sehat selalu ya buat kalian. Eh bentar mau promote pin saya nih di inpit ya hehe 7a12caaa. Maaf ya biar saya tau gitu yang mau baca artikel super biasa ini siapa, syukur syukur yg baca perempuan kan bisa saya jadi'in istri (eh...) tapi kalau laki juga ngga masalah (mau dijadi'in istri juga? Haha enggak lah). Okay hari ini saya mau bahas tentang temen smp saya yang ternyata tanpa diduga duga sudah melesat jauh prestasinnya. Kagum deh sama mereka sekaligus ngiri(hehe). Saya bener bener malu sejujurnya sama temen temen smp saya, mereka tiap mau ngumpul selalu ngasih kabar ke saya , padahal saya ngga pernah dateng buat ngumpul sama mereka. Yah ada konflik batin sedikitlah tiap mau dateng , maklum masih labil gitu emosinnya. Tapi tetep dari jauh saya tetap mendoakan yang terbaik bagi mereka, saya sayang banget sama mereka (lebay).

punya banyak temen memang hal yang baik, namun adakalannya kita harus memilih milih dalam berteman. Istilahnya "boleh kenal, tapi kalau berteman seleksi dulu " .

Teman adalah dia yang hadir dikala musibah datang kepadamu,yang cuma datang waktu kamu seneng tok adalah orang yang kebetulan kenal sama kamu ...nah dari nasehat diatas saya pikir kita sekarang bisa mengenal mana yang teman mana yang kenalan... hehehe.

Ok terima kasih sudah mampir yaaa
Wassalamuallaikum.

Comments

Popular posts from this blog

Berbuat Baik, Sebaik Mungkin

Opini kali ini, judulnya tentang berbuat baik; sebaik mungkin. Tadi malem, saya ngaji di salah satu majlis. Kata ustadznya, ada maqalah yang bilang kek gini. " Kalau kamu muliakan orang alim, sejatinya kamu sedang memuliakan dirimu sendiri".  Kemarin, saya juga ngelakuin suatu hal yang udah maksimal tapi cuma dapet apresiasi minimal dari atasan. Seringkali dalam kehidupan hal tersebut terjadi. Kita ngebelain ngelembur, kerjain mati-matian, serius melakukan yang terbaik, tapi dapet apresiasi yang minim dari orang lain. Manusiawi sih. Sangatlah wajar kalau kita udah ngelakuin suatu pekerjaan dengan maksimal dan kita juga ngarep apresiasi yang setimpal dari orang lain. Ngarep itu kan udah jadi rutinitas keseharian buat kita, kenapa? Karna kita niatnya dari awal keliru.  Saya kadang ngrengeng-ngrengeng atau membayangkan beberapa hal yang saya lakukan dulu. Dulu waktu kerja di pabrik, saya sebagai anak yang baru lulus, shock betul waktu itu. Dapet kerjaan yang modalnya

Ustadz Hanan Attaki "Walisongo Zaman Now"

Oleh : Arsa Pagi ini saya sedikit terinspirasi dan termotivasi oleh beberapa video yang digarap oleh Ustadz Hanan Attaki dengan gerakan "shift" bentukannya. Secara pribadi jujur saya menyukai apa yang dilakukan oleh Ustad dan kolegannya. Bak seorang juru taktik sepakbola, beliau sangat visioner dan paham cara merebut atau mengajak hati kawula muda untuk berhijrah. Kemasan dakwah dengan tema-tema sosial kekinian serta memanfaatkan banyak teknologi zaman sekarang membuat kajian yang dipimpinya beda dengan yang lainnya. *Ustadz Hanan Attaki Ustad Hanan Attaki ini seperti penjelmaan dari walisongo jaman dulu . Dahulu Sunan Kalijogo dan Sunan Bonang memanfaatkan media gamelan dan wayang untuk berdakwah, mengajak serta membumi islamkan nusantara. Dakwah yang terbukti moncer ini berhasil membuat nama mereka dikenang hingga sekarang dan bahkan makam-makamnya masih saja memberikan keberkahan kepada warga sekitar karena sering dikunjungi oleh penziarah dari luar daerah. 

Sebuah Pengalaman

Taukah kalian bahwa untuk menciptakan sebuah lukisan yang sempurna, enak dilihat dan sesuai harapan kalian. Maka yang harus kalian miliki adalah puluhan ataupun ratusan alat dan bahan. Kalian membutuhkan banyak sekali jenis warna yang sesuai dengan apa yang kalian harapkan, kuas dengan berbagai ukuran untuk membuat detil-detil yang meyakinkan, canvas yang masih putih untuk menuangkan berjuta ide kalian dan sedikit passion untuk melukis. Begitupun hidup. Tabula rasa. Sebuah teori mengenai bagaimana manusia berkembang sebagai seorang individu. Seorang psikolog bernama john locke mengatakan bahwa manusia lahir ke bumi tanpa membawa pengalaman mental apapun. Mereka selayaknya kertas kosong. Sejalan dengan pendapat dikalangan umat muslim bahwa bayi lahir dengan fitrahnya yang suci. Pengalaman lingkungan serta didikan orang tua lah yang membentuknya menjadi seorang individu. Dan itulah jawaban mengapa manusia begitu beragam. Kembali ke lukisan. Analogi lukisan tersebut serupa dengan kehidupa