Skip to main content

Bisku*t

Assalamuallaikum.....
Hai...udah lama ngga ngisi artikel di blog ini, maaf yaa yg punya labil (hehe).
Eh di artikel kali ini kita bahas tentang " masa depan ".
Yak...masa depan adalah sebuah masa di depan kita (ya iyalah dil...). Sebuah masa yang kita tak pernah tahu akan seperti apa nantinnya, sebuah masa dimana kita bisa meletakan harapan harapan kita disitu. Sebuah masa yang masih "gaib" , penuh ketidakpastian dan tidak bisa dipastikan.
(Mau bahas apa an sih dil?) Tapi kata orang kita bisa ngecreate masa depan kita lho , dengan cara sekolah yang bener , kerja yang bener , hidup yang bener ,ibadah yang bener . "Katanya" masa depan kita bakalan bener.
Kesimpulannya gini (lah dikit banget dil nulisnya) , jangan banyak memikirkan hal hal gaib atau belum terjadi karena sampeyan bukan paranormal , bukan peramal dan bukan sejenis dari mereka. Ngutip dari buku " la tahzan" katanya gini jangan risau dengan sesuatu yang belum tentu terjadi , jangan risau dengan hari esok yang belum diciptakanNya . Lakukan yg ada hari ini, jangan peduli in orang bodo yang selalu ngatain kamu , be brave yaa, kalau ngga bisa berani tipsnya tiap pagi kamu harus sering sering makan bisk*uat biar bisa jadi macan.
Ok...makasih yaa, minta kritik dan sarannya yaa kirim aja ke fb saya "abdan mardiyah" , WYATB.
Wassalamuallaikum...

Comments

Popular posts from this blog

Berbuat Baik, Sebaik Mungkin

Opini kali ini, judulnya tentang berbuat baik; sebaik mungkin. Tadi malem, saya ngaji di salah satu majlis. Kata ustadznya, ada maqalah yang bilang kek gini. " Kalau kamu muliakan orang alim, sejatinya kamu sedang memuliakan dirimu sendiri".  Kemarin, saya juga ngelakuin suatu hal yang udah maksimal tapi cuma dapet apresiasi minimal dari atasan. Seringkali dalam kehidupan hal tersebut terjadi. Kita ngebelain ngelembur, kerjain mati-matian, serius melakukan yang terbaik, tapi dapet apresiasi yang minim dari orang lain. Manusiawi sih. Sangatlah wajar kalau kita udah ngelakuin suatu pekerjaan dengan maksimal dan kita juga ngarep apresiasi yang setimpal dari orang lain. Ngarep itu kan udah jadi rutinitas keseharian buat kita, kenapa? Karna kita niatnya dari awal keliru.  Saya kadang ngrengeng-ngrengeng atau membayangkan beberapa hal yang saya lakukan dulu. Dulu waktu kerja di pabrik, saya sebagai anak yang baru lulus, shock betul waktu itu. Dapet kerjaan yang modalnya

Ustadz Hanan Attaki "Walisongo Zaman Now"

Oleh : Arsa Pagi ini saya sedikit terinspirasi dan termotivasi oleh beberapa video yang digarap oleh Ustadz Hanan Attaki dengan gerakan "shift" bentukannya. Secara pribadi jujur saya menyukai apa yang dilakukan oleh Ustad dan kolegannya. Bak seorang juru taktik sepakbola, beliau sangat visioner dan paham cara merebut atau mengajak hati kawula muda untuk berhijrah. Kemasan dakwah dengan tema-tema sosial kekinian serta memanfaatkan banyak teknologi zaman sekarang membuat kajian yang dipimpinya beda dengan yang lainnya. *Ustadz Hanan Attaki Ustad Hanan Attaki ini seperti penjelmaan dari walisongo jaman dulu . Dahulu Sunan Kalijogo dan Sunan Bonang memanfaatkan media gamelan dan wayang untuk berdakwah, mengajak serta membumi islamkan nusantara. Dakwah yang terbukti moncer ini berhasil membuat nama mereka dikenang hingga sekarang dan bahkan makam-makamnya masih saja memberikan keberkahan kepada warga sekitar karena sering dikunjungi oleh penziarah dari luar daerah. 

Sebuah Pengalaman

Taukah kalian bahwa untuk menciptakan sebuah lukisan yang sempurna, enak dilihat dan sesuai harapan kalian. Maka yang harus kalian miliki adalah puluhan ataupun ratusan alat dan bahan. Kalian membutuhkan banyak sekali jenis warna yang sesuai dengan apa yang kalian harapkan, kuas dengan berbagai ukuran untuk membuat detil-detil yang meyakinkan, canvas yang masih putih untuk menuangkan berjuta ide kalian dan sedikit passion untuk melukis. Begitupun hidup. Tabula rasa. Sebuah teori mengenai bagaimana manusia berkembang sebagai seorang individu. Seorang psikolog bernama john locke mengatakan bahwa manusia lahir ke bumi tanpa membawa pengalaman mental apapun. Mereka selayaknya kertas kosong. Sejalan dengan pendapat dikalangan umat muslim bahwa bayi lahir dengan fitrahnya yang suci. Pengalaman lingkungan serta didikan orang tua lah yang membentuknya menjadi seorang individu. Dan itulah jawaban mengapa manusia begitu beragam. Kembali ke lukisan. Analogi lukisan tersebut serupa dengan kehidupa