Senja segera tiba namun budi dan Jarwo masih dalam pertandingan silat lidah alias sebuah perdebatan. Padahal Rasul mereka pernah menjanjikan sebuah surga untuk orang yang meninggalkan perdebatan walaupun dia benar.
“ kamu ini kalau dibilangin kok ngeyel tho wo..wo.., pangkal masalahnya itu ada di sistem pendidikan kita...”
“ Sistem pendidikan piye maksudmu? Bukankah sudah jelas ini rentetan masalahnya berasal dari kesenjangan sosial yang sudah semakin Senjang saja, udah ngga masuk akal.”
“ngene lho wo... Jarwo . Kalau sistem pendidikan kita tertata dan kurikulumnya jelas serta terarah pasti cah cilik saiki ndak ada yang neko neko.Ndak ada anak anak yang suka gituin temenya sendiri, minum soffel campur baygon, jadi kurir narkoba atau yang lainnya , ngerti kamu?“
“ya ngerti tho bud, emang bener katamu sistem pendidikan kita ndak beres tapi masalah nya kesenjangan antara si miskin sama si kaya itu udah ndak wajar bud. Coba sekali kali kamu ke Jakarta pusat, tempat dimana gedung gedung pencakar langit dibangun, bandingkan sama mereka yang tinggal di pinggiran rel kereta. Hayoo coba ... iya ndak? Miris lihatnya bud, jadi yo wajar anak anak mereka pada kayak gitu ,lha wong yang dipikir cuma “gimana carannya makan besok?” itu tok. Gaul nya juga sama mereka yang sejenis tho bud. Apa orang yang tinggal di apartemen mau diajak bal balan sama anak kolong jembatan. Pikir bud...”
“Iya juga sih wo, saya jadi membayangkan bahagiannya kalau dipimpin sama Abu Bakar Ash shidiq wo..”
“Lah kok bisa bud..”
“Lha wong jamannya khalifah abu bakar itu, kalau yang kaya ndak bayar zakat , langsung diperangi kok wo..piye jal? Jadi masalah ekonomi itu perhatian utama sayidina Abu Bakar kok”
“Berarti yang susah jaman sekarang itu nyari pemimpin yang kayak mereka ya bud?”
“Oh itu udah jelas wo...tapi sebenernya gampang wo. “
“Piye bud?”
“Kita tinggal meneladani sikap mereka wo, jangan cuma lahir nya saja, harus sampai akhlaknya. Terus pendidikan kita harus dibenahi sedikit demi sedikit wo”
“Oh iya juga ya bud, emang sekarang banyak yang meneladani lahirnya saja”
“Ah...sudahlah wo, mending kita sholat maghrib aja dulu, udah adzan. “
Akhirnya mereka berdua mengakhiri peerdebatan tersebut dan bersegera menuju masjid jami’ di kampun mereka.
Comments
Post a Comment