Skip to main content

Refleksologi 1|Mendamba sosok “ Insan Kamil”

Senja segera tiba namun budi dan Jarwo masih dalam pertandingan silat lidah alias sebuah perdebatan. Padahal Rasul mereka pernah menjanjikan sebuah surga untuk orang yang meninggalkan perdebatan walaupun dia benar.

“ kamu ini kalau dibilangin kok ngeyel tho wo..wo.., pangkal masalahnya itu ada di sistem pendidikan kita...”ucap Budi.
“ Sistem pendidikan piye maksudmu? Bukankah sudah jelas ini rentetan masalahnya berasal dari kesenjangan sosial yang sudah semakin Senjang saja, udah ngga masuk akal.” jawab Jarwo 
ngene lho wo... Jarwo . Kalau sistem pendidikan kita tertata dan kurikulumnya jelas serta terarah pasti cah cilik saiki ndak ada yang neko neko.Ndak ada anak anak yang suka gituin temenya sendiri, minum soffel campur baygon, jadi kurir narkoba atau yang lainnya , ngerti kamu?“
“ya ngerti tho bud, emang bener katamu sistem pendidikan kita ndak beres tapi masalah nya kesenjangan antara si miskin sama si kaya itu udah ndak wajar bud. Coba sekali kali kamu ke Jakarta pusat, tempat dimana gedung gedung pencakar langit dibangun, bandingkan sama mereka yang tinggal di pinggiran rel kereta. Hayoo coba ... iya ndak? Miris lihatnya bud, jadi yo wajar anak anak mereka pada kayak gitu ,lha wong yang dipikir cuma “gimana carannya makan besok?” itu tok. Gaul nya juga sama mereka yang sejenis tho bud. Apa orang yang tinggal di apartemen mau diajak bal balan sama anak kolong jembatan. Pikir bud...”
“Iya juga sih wo, saya jadi membayangkan bahagiannya kalau dipimpin sama Abu Bakar Ash shidiq wo..”
“Lah kok bisa bud..”
“Lha wong jamannya khalifah abu bakar itu, kalau yang kaya ndak bayar zakat , langsung diperangi kok wo..piye jal? Jadi masalah ekonomi itu perhatian utama sayidina Abu Bakar kok”
“Berarti yang susah jaman sekarang itu nyari pemimpin yang kayak mereka ya bud?”
“Oh itu udah jelas wo...tapi sebenernya gampang wo. “
“Piye bud?”
“Kita tinggal meneladani sikap mereka wo, jangan cuma lahir nya saja, harus sampai akhlaknya. Terus pendidikan kita harus dibenahi sedikit demi sedikit wo”
“Oh iya juga ya bud, emang sekarang banyak yang meneladani lahirnya saja”
“Ah...sudahlah wo, mending kita sholat maghrib aja dulu, udah adzan. “  


Akhirnya mereka berdua mengakhiri peerdebatan tersebut dan bersegera menuju masjid jami’ di kampun mereka. 

Comments

Popular posts from this blog

Berbuat Baik, Sebaik Mungkin

Opini kali ini, judulnya tentang berbuat baik; sebaik mungkin. Tadi malem, saya ngaji di salah satu majlis. Kata ustadznya, ada maqalah yang bilang kek gini. " Kalau kamu muliakan orang alim, sejatinya kamu sedang memuliakan dirimu sendiri".  Kemarin, saya juga ngelakuin suatu hal yang udah maksimal tapi cuma dapet apresiasi minimal dari atasan. Seringkali dalam kehidupan hal tersebut terjadi. Kita ngebelain ngelembur, kerjain mati-matian, serius melakukan yang terbaik, tapi dapet apresiasi yang minim dari orang lain. Manusiawi sih. Sangatlah wajar kalau kita udah ngelakuin suatu pekerjaan dengan maksimal dan kita juga ngarep apresiasi yang setimpal dari orang lain. Ngarep itu kan udah jadi rutinitas keseharian buat kita, kenapa? Karna kita niatnya dari awal keliru.  Saya kadang ngrengeng-ngrengeng atau membayangkan beberapa hal yang saya lakukan dulu. Dulu waktu kerja di pabrik, saya sebagai anak yang baru lulus, shock betul waktu itu. Dapet kerjaan yang modalnya

Ustadz Hanan Attaki "Walisongo Zaman Now"

Oleh : Arsa Pagi ini saya sedikit terinspirasi dan termotivasi oleh beberapa video yang digarap oleh Ustadz Hanan Attaki dengan gerakan "shift" bentukannya. Secara pribadi jujur saya menyukai apa yang dilakukan oleh Ustad dan kolegannya. Bak seorang juru taktik sepakbola, beliau sangat visioner dan paham cara merebut atau mengajak hati kawula muda untuk berhijrah. Kemasan dakwah dengan tema-tema sosial kekinian serta memanfaatkan banyak teknologi zaman sekarang membuat kajian yang dipimpinya beda dengan yang lainnya. *Ustadz Hanan Attaki Ustad Hanan Attaki ini seperti penjelmaan dari walisongo jaman dulu . Dahulu Sunan Kalijogo dan Sunan Bonang memanfaatkan media gamelan dan wayang untuk berdakwah, mengajak serta membumi islamkan nusantara. Dakwah yang terbukti moncer ini berhasil membuat nama mereka dikenang hingga sekarang dan bahkan makam-makamnya masih saja memberikan keberkahan kepada warga sekitar karena sering dikunjungi oleh penziarah dari luar daerah. 

Sebuah Pengalaman

Taukah kalian bahwa untuk menciptakan sebuah lukisan yang sempurna, enak dilihat dan sesuai harapan kalian. Maka yang harus kalian miliki adalah puluhan ataupun ratusan alat dan bahan. Kalian membutuhkan banyak sekali jenis warna yang sesuai dengan apa yang kalian harapkan, kuas dengan berbagai ukuran untuk membuat detil-detil yang meyakinkan, canvas yang masih putih untuk menuangkan berjuta ide kalian dan sedikit passion untuk melukis. Begitupun hidup. Tabula rasa. Sebuah teori mengenai bagaimana manusia berkembang sebagai seorang individu. Seorang psikolog bernama john locke mengatakan bahwa manusia lahir ke bumi tanpa membawa pengalaman mental apapun. Mereka selayaknya kertas kosong. Sejalan dengan pendapat dikalangan umat muslim bahwa bayi lahir dengan fitrahnya yang suci. Pengalaman lingkungan serta didikan orang tua lah yang membentuknya menjadi seorang individu. Dan itulah jawaban mengapa manusia begitu beragam. Kembali ke lukisan. Analogi lukisan tersebut serupa dengan kehidupa