Bismillah.
Assalamuallaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pertama saya ucapin terima kasih buat kalian yang berkenan baca tulisan ini. Setidaknya di paragraf awal ini, entah kalian akan menyelesaikannya atau tidak. Itu hak kalian. But, as a writer saya lebih suka kalau kalian menyelesaikan membaca tulisan kali ini.
Is it will be different article sa?
Saya ngga ngejamin tulisan ini bakalan beda dari yang lain. Karena buat kalian yang sering membaca tulisan saya pasti kenal betul dengan karakter tulisan saya kan.
Oke, let's begin.
Saya akan memberikan beberapa alasan atau filosofi saya mengenai beberapa pendapat teman saya mengenai tulisan saya. Yang pertama adalah...
" kalau bisa dibuat tahapan tahapan mengenal dirinya mas"
Ini salah satu saran mentor nulis saya.
Tahapannya kek gini kalau kalian pengen mengenal diri atau setidaknya pengen punya kemauan mengenal diri.
1. Satu badai besar
Yap... Kalian harus punya satu badai besar yang menghancurkan kalian seketika, ngebuat kalian ngga terima sama takdir Tuhan, ngebuat kalian marah dan jadi agak sedikit membenci orang yang mencintai kalian. Why? Itu cara terbaik untuk bertanya kepada diri "why i do this?".
Saya punya cerita sendiri mengenai hal ini. Tapi serasa ngga etis kalau saya bagi cerita ini dengan murah ke kalian. Kalau kalian minat saya bakal cerita juga sih. Oke mungkin sebagian dari kalian bakalan bilang "egois banget sih, engga cuma dirimu yg punya masalah, dan lain sebagiannya". Ya, engga cuma saya yg punya masalah seperti itu. Kalian juga punya masalah yang sama. Bedanya bbrp dari kalian hanya mengutuk dan menyalahkan orang lain tanpa mau mengoreksi diri kalian.
Sedangkan yg waktu itu saya lakukan. Duduk di masjid, nangis. Udah gitu aja, langit menyambut, bak orang tua yg menyambut anaknya pulang. Meski bbrp kali anaknya menghina, marah kepada orang tua tersebut.
Lantas gimana yg idupnya adem ayem tentrem saja? Minta lah sama Tuhan.
"beri saya satu badai ya Allah, jangan yg besar deh, yang penting saya sadar aja gitu,"
Tapi jangan deh, karena ngga semua orang bisa ngelewati badai tersebut. Ngga semua, pokoknya jangan deh. Minta aja disadarin gitu.
Adakan dulu seorang sahabat yang bingung karena dirinya ngga diuji sama Allah. Kalian pasti taulah cerita itu.
Tahap kedua.
Perhatikan hal hal disekitarmu.
Sekecil apapun semua hal terjadi karena suatu alasan. Ini law of attraction, karma atau apalah kalian nyebutnya. Pasti ada alasannya.
Ketiga,
Bingunglah
Nikmati kebingunganmu, karena ketika kamu ngga tau apa yang akan kamu lakukan terhadap apa yang menimpa dirimu. Saat kamu ngaku kalau kamu ngga tau, disitulah keyakinanmu pada Allah muncul. Disitulah pertolongan Allah muncul. Permasalahan jadi selesai dan kamu jadi tau triknya bahwasannya ketika kamu bingung, tak lama lagi pertolongan itu akan datang. Percayalah.
Ke'empat
Senyumlah
Pas pait semua, senyumlah. Itu membantu. Trus pergi ke mesjid. Duduklah, ceritain semua sama Allah. Ceritamu hari ini, tentang the society that not care with your problems. Tentang segala hal, about your failure or success story in career, love, family, study, etc. Semua, berkeluh kesahlah. Kamu sedang berhadapan dengan dzat tanpa nama yang mau dengerin serumit apapun ceritamu. Kamu dihamili pacarmu, kamu ketagihan narkoba, kamu ketagihan ke prostitusi, kamu meh cerai, utangmu segudang.
Duduklah... Cerita tentang bumi dan langit sama Allah. Tanpa perduli tentang hari esok. Toh takdir belum diciptain yg buat besok.
Kelima
Salah, ngga masalah
Ngga digubris sama cewe atau cowo yang kamu suka, diremehin orang, masa depan suram, ngga jelas hidupnya. Hey, ini hidupmu. Kamu cuma punya tanggung jawab dengan yg menciptakan kamu. Kamu ngga ada tanggung jawab untuk menciptakan dunia yang lebih baik atau jadi the next Trump, Jokowi atau King Salman.
Hidupilah hidupmu. Do something that you like, love it, do it. Berjuanglah untuk hal yang kamu cintai dan Tuhan kamu ngga murka dengan yang kamu cintai. Fight for it... Buat Allah, Rasulullah, your parents smiley face, your brother and sister.
Itu tahapannya mengenal diri. Setidaknya yang saya alami. Pun, sy sadar ngga bisa maksain kalian melakukan apa yang saya lakukan. Cuma tolong garis bawahi lakukan apa yang kamu sukai, yg baik, yang engga ngerusak diri sendiri atau orang sekitar.
Jalan hidayah Allah itu datengnya beda beda. Temen saya suka sholawatan sama main rebana. Saya mung suka sholawatan. Temen saya suka kyai ini, saya suka kyai yang lain. It is normal life, kita ngga bisa paksa siapapun. Love is love and our definition of love might be different. But it is still love. Tergantung perspektif kita masing masing.
Karna waktu nulis udh habis. Itu hal pertama yg bisa saya tulis. Saya harap bisa nulis lagi, yg jauh lebih bermanfaat, berfaedah dan berguna.
Wassalamuallaikum.
Comments
Post a Comment