Skip to main content

James and The Legend Sword | Part 1

Kisah ini dimulai dari sebuah desa kecil di seberang laut mediterania di daratan yang bernama Euronasia. Tinggalah disana keluarga kecil yang memiliki satu anak saja. Suatu hari sang anak yang bernama James bermain ke ladang gandum di dekat rumah walikota bersama teman temannya, awalnya permainan berlangsung seru, mereka memainkan permainan khas Euronasia yakni “ Pedang sang legenda “. Cara bermainnya adalah salah satu dari mereka dipilih menjadi seorang legenda yang memiliki pedang tersebut, lalu sang legenda di izinkan untuk masuk kedalam ladang dan bersembunyi. Sedangkan yang lain menunggu diluar area kebun sampai waktu untuk memburu sang legenda tiba. Kali ini yang mendapat giliran menjadi legenda adalah teman James, yakni Ivanov. Meski baru berusia 10 tahun namun Ivanov memiliki tubuh atletis karena ayahnya seorang pekerja kasar di daratan Euronasia, dia terbiasa membantu ayahnya. Jadi sepertinnya akan cukup sulit untuk merebut pedang dari tangan Ivanov. Permainan pun dimulai.

Ivanov memasuki kebun gandum tersebut, kemudian sembari membawa pedang dia membuat jalur jalur palsu yang mengarah ke dalam jebakan yang telah dibuat oleh nya. Dia berjalan dan merusak tanaman gandum tersebut sehingga seolah olah temannya akan mengira bahwa Ivanov melewati jalur tersebut. Padahal dipertengahan jalur yang rusak tersebut Ivanov sudah siap menunggu untuk menyergap dan mematikan peran temannya.

Satu persatu teman Ivanov mulai masuk, seperti perkiraan Ivanov, teman temannya melalui jalur tersebut, dan satu persatu teman Ivanov gugur di medan permainan karena diserang dari tempat yang tidak diduga sebelumnya oleh mereka. Namun ada satu orang yang tidak melewati jalur yang dibuat oleh Ivanov. Dia adalah James, bukan karena dia pintar, tapi baginnya melalui jalur yang rusak tidak pernah menyenangkan, James memilih jalur yang tersedia yang biasa digunakan warga untuk memanen gandum tersebut.

Setelah semua teman Ivanov gugur, Ivanov mulai kebingungan, dia merasa heran kenapa James tidak melalui jalur yang rusak itu. Ivanov memutuskan untuk mencari James terlebih dahulu.

James yang sepertinnya punya bakat brilian ini memilih menuju pusat ladang gandum seluas 1 hektar lebih. Dia berpikir kalau dari pusatnya pasti semua titik akan mudah terlihat,dengan begitu dia akan mudah mengetahui dimana Ivanov berada.

Akhirnya James tiba di pusat lading gandum tersebut, tapi sialnya langit tidak mendukung permainan ini. Langit nampak murung, berwarna abu abu dan sesekali mengeluarkan kilatan yang kapanpun bisa menyentuh daratan. Melihat keadaan yang seperti itu James memutuskan untuk berhenti di pusat ladang sembari menunggu Ivanov. Tapi malang bagi James, ternyata Ivanov dan rekan rekannya yang lain memutuskan mengakhiri permainan karena melihat kilatan di langit yang nampaknya makin ganas. Sembari berteriak Ivanov mengatakan kepada James bahwasannya permainan sudah berakhir.

Tapi bukan James namanya kalau langsung dengan mudah mempercayai kata kata Ivanov, James berpikir pasti Ivanov membohonginya. James dengan setia menunggu Ivanov di pusat ladang gandum. Namun tidak dengan langit itu, langit tidak sabar untuk menyentuh daratan, akhirnya air turun membasahi ladang gandum, beserta kilatan yang semakin menjadi jadi.

James ketakutan, dia mulai berpikir bahwa Ivanov dan teman temannya memang meninggalkan dirinya. Lantas James memutuskan lari sekencang kencangnya keluar dari ladang gandum tersebut. DARR….

James yang malang, langit tak mengizinkannya keluar dari ladang gandum tersebut. James kecil mulai menangis dan mengharapkan ayah atau ibunya menjemput dirinnya. Tapi langit tak hanya menyapa daratan ladang gandum. Semua daratan di Euronasia disapa oleh langit, pohon pohoon tumbang, petir menyambar rumah rumah dan yang lebih parah. laut mediterania untuk pertama kalinnya semenjak ratusan tahun yang lalu kembali pasang. Ombak setinggi 3 meter berusaha menghancurkan dinding besi buatan para leluhur dulu yang memang dibuat untuk melindungi warga terhadap bencana semcam ini.

Semua warga berkumpul di balaikota, mereka memikirkan solusi untuk bencana kali ini, sambil beberapa pemuda tetap memantau dinding besi ditepi kota. Tapi hari itu memang bukan harinnya Euronasia, Ombak semakin tinggi dan mulai secara bergantian menghantam dinding besi tersebut. Seakan ombak tersebut benar benar berniat menghancurkan dinding tersebut. Dan akhirnya salah satu titik dinding tersebut hancur.

Air mulai masuk, menghanyutkan apa saja yang ada di sekitarnya. Rumah rumah, kendaraan, hewan ternak, semua hanyut dibawa oleh air. Sepertinnya kiamat memang manghampiri daratan Euronasia. Warga berhamburan berusaha mencari tempat yang lebih tinggi. Semua mulai panic, kali ini air menyapu rata semua dataran rendah di Euronasia. Seakan belum habis angina tornado juga terlihat di tengah laut mediterania. Angin tersebut menuju ke dataran Euronasia, menghancurkan semua yang dilaluinnya.

Sedangkan James, disaat yang sama ketika angina tornado mulai terbentuk, Sesosok bayangan hitam berjubah menghampiri James, dengan tongkat ditangan kanan serta wajah yang tak jelas rupannya sedikitpun, bayangan itu menghampiri James. James kecil benar benar ketakutan, dia tak mampu berbuat apa apalagi. Bayangan itu semakin dekat sekarang, sehingga hanya berjarak sekitar 2 meter di depan James.

Bayangan tersbut mengangkat tongkatnya, mengarahkan kepada James, tepat di kepala James. Lalu dalam waktu yang singkat tongkat itu mengeluarkan cahaya yang sangat terang, sepertinnya tongkat tersebut memiliki kekuatan. Bayangan tersebut mengatakan sebuah pesan kepada James.

“ Hari ini adalah kehancuran Euronasia dan kebangkitan Pedang Legenda, dan  pedang Legenda telah memilihmu menjadi pemiliknya. Terimalah dengan rela hati atau terpaksa sekalipun”.




part 2

Comments

Popular posts from this blog

Berbuat Baik, Sebaik Mungkin

Opini kali ini, judulnya tentang berbuat baik; sebaik mungkin. Tadi malem, saya ngaji di salah satu majlis. Kata ustadznya, ada maqalah yang bilang kek gini. " Kalau kamu muliakan orang alim, sejatinya kamu sedang memuliakan dirimu sendiri".  Kemarin, saya juga ngelakuin suatu hal yang udah maksimal tapi cuma dapet apresiasi minimal dari atasan. Seringkali dalam kehidupan hal tersebut terjadi. Kita ngebelain ngelembur, kerjain mati-matian, serius melakukan yang terbaik, tapi dapet apresiasi yang minim dari orang lain. Manusiawi sih. Sangatlah wajar kalau kita udah ngelakuin suatu pekerjaan dengan maksimal dan kita juga ngarep apresiasi yang setimpal dari orang lain. Ngarep itu kan udah jadi rutinitas keseharian buat kita, kenapa? Karna kita niatnya dari awal keliru.  Saya kadang ngrengeng-ngrengeng atau membayangkan beberapa hal yang saya lakukan dulu. Dulu waktu kerja di pabrik, saya sebagai anak yang baru lulus, shock betul waktu itu. Dapet kerjaan yang modalnya

Ustadz Hanan Attaki "Walisongo Zaman Now"

Oleh : Arsa Pagi ini saya sedikit terinspirasi dan termotivasi oleh beberapa video yang digarap oleh Ustadz Hanan Attaki dengan gerakan "shift" bentukannya. Secara pribadi jujur saya menyukai apa yang dilakukan oleh Ustad dan kolegannya. Bak seorang juru taktik sepakbola, beliau sangat visioner dan paham cara merebut atau mengajak hati kawula muda untuk berhijrah. Kemasan dakwah dengan tema-tema sosial kekinian serta memanfaatkan banyak teknologi zaman sekarang membuat kajian yang dipimpinya beda dengan yang lainnya. *Ustadz Hanan Attaki Ustad Hanan Attaki ini seperti penjelmaan dari walisongo jaman dulu . Dahulu Sunan Kalijogo dan Sunan Bonang memanfaatkan media gamelan dan wayang untuk berdakwah, mengajak serta membumi islamkan nusantara. Dakwah yang terbukti moncer ini berhasil membuat nama mereka dikenang hingga sekarang dan bahkan makam-makamnya masih saja memberikan keberkahan kepada warga sekitar karena sering dikunjungi oleh penziarah dari luar daerah. 

Sebuah Pengalaman

Taukah kalian bahwa untuk menciptakan sebuah lukisan yang sempurna, enak dilihat dan sesuai harapan kalian. Maka yang harus kalian miliki adalah puluhan ataupun ratusan alat dan bahan. Kalian membutuhkan banyak sekali jenis warna yang sesuai dengan apa yang kalian harapkan, kuas dengan berbagai ukuran untuk membuat detil-detil yang meyakinkan, canvas yang masih putih untuk menuangkan berjuta ide kalian dan sedikit passion untuk melukis. Begitupun hidup. Tabula rasa. Sebuah teori mengenai bagaimana manusia berkembang sebagai seorang individu. Seorang psikolog bernama john locke mengatakan bahwa manusia lahir ke bumi tanpa membawa pengalaman mental apapun. Mereka selayaknya kertas kosong. Sejalan dengan pendapat dikalangan umat muslim bahwa bayi lahir dengan fitrahnya yang suci. Pengalaman lingkungan serta didikan orang tua lah yang membentuknya menjadi seorang individu. Dan itulah jawaban mengapa manusia begitu beragam. Kembali ke lukisan. Analogi lukisan tersebut serupa dengan kehidupa