Skip to main content

James and The Legend Sword| Part 3


James kini beranjak bersama sang nelayan. Menaiki perahu nelayan dan sang nelayan   pun membawanya ke lautan luas. Di perjalanan terbayang semua kejadian yang telah  James lalui. Setiap dia melihat pedang tersebut, kebencian semakin menjadi jadi  didalam dirinya. Bagi James pedang tersebutlah penyebabnya.

James mau tak mau harus menjadi dewasa dari sebelumnya. Kini ia hanya mau membalaskan dendamnya. Menemui langit. Dan menghancurkannya tak perduli apapun  akibatnya. Dia akan benar benar menghancurkannya. Menemui sang pembuat takdir menemui Truthos sang Dewa penguasa langit. Pandangnya tajam menatap langit, penuh kebencian.

*pixabay.com
Laut nampaknya juga ingin menghancurkan james. Tetiba Thordike menghadang jalan mereka. Naga yang tadinya hanya sebuah mitos kini muncul dihadapan mereka. Tinggi, besar, berniat menghancurkan. Langit menjadi gelap kembali. James hanya menatap  Thordike. Sementara nelayan tersebut nampak sangat takut sekaligus heran melihat James. Dia tidak tau bagaimana cara meloloskan diri dari takdir ini. James yang sedari   tadi dibagian belakang perahu sekarang berjalan kedepan. Kembali menatap thordike,   kemudian mengambil pedang tersebut. Mengacungkan ke arah Thordike.

Thordike nampaknya tak takut sedikitpun, Thordike bergerak cepat ke arah James. Mencoba memangsa james.
DAZZ...

Pedang tersebut menebas kepala Thordike. Waktu serasa terhenti sejenak. Dan kini kepala Thordike terbelah. Tanpa sedikitpun darah keluar dari kepala Thordike. Kini nelayan tersebut tau kekuatan pedang legenda . Dan anak yang ditemukannya bukanlah anak biasa. James hanya tersenyum tipis dan melemparkan pedang tersebut ke bagian   perahu yang lain. Kemudian duduk kembali tanpa sepatah katapun keluar dari  mulutnya.

James menatap kembali ke langit seraya melempar senyuman dendam. Sepertinya dia   benar benar menikmati ketika membunuh Thordike. Entah siapa yang dituju dan apa yang akan dilakukan James demi melampiaskan dendamnya. Tiada yang tau.
...

Comments

Popular posts from this blog

Berbuat Baik, Sebaik Mungkin

Opini kali ini, judulnya tentang berbuat baik; sebaik mungkin. Tadi malem, saya ngaji di salah satu majlis. Kata ustadznya, ada maqalah yang bilang kek gini. " Kalau kamu muliakan orang alim, sejatinya kamu sedang memuliakan dirimu sendiri".  Kemarin, saya juga ngelakuin suatu hal yang udah maksimal tapi cuma dapet apresiasi minimal dari atasan. Seringkali dalam kehidupan hal tersebut terjadi. Kita ngebelain ngelembur, kerjain mati-matian, serius melakukan yang terbaik, tapi dapet apresiasi yang minim dari orang lain. Manusiawi sih. Sangatlah wajar kalau kita udah ngelakuin suatu pekerjaan dengan maksimal dan kita juga ngarep apresiasi yang setimpal dari orang lain. Ngarep itu kan udah jadi rutinitas keseharian buat kita, kenapa? Karna kita niatnya dari awal keliru.  Saya kadang ngrengeng-ngrengeng atau membayangkan beberapa hal yang saya lakukan dulu. Dulu waktu kerja di pabrik, saya sebagai anak yang baru lulus, shock betul waktu itu. Dapet kerjaan yang modalnya

Ustadz Hanan Attaki "Walisongo Zaman Now"

Oleh : Arsa Pagi ini saya sedikit terinspirasi dan termotivasi oleh beberapa video yang digarap oleh Ustadz Hanan Attaki dengan gerakan "shift" bentukannya. Secara pribadi jujur saya menyukai apa yang dilakukan oleh Ustad dan kolegannya. Bak seorang juru taktik sepakbola, beliau sangat visioner dan paham cara merebut atau mengajak hati kawula muda untuk berhijrah. Kemasan dakwah dengan tema-tema sosial kekinian serta memanfaatkan banyak teknologi zaman sekarang membuat kajian yang dipimpinya beda dengan yang lainnya. *Ustadz Hanan Attaki Ustad Hanan Attaki ini seperti penjelmaan dari walisongo jaman dulu . Dahulu Sunan Kalijogo dan Sunan Bonang memanfaatkan media gamelan dan wayang untuk berdakwah, mengajak serta membumi islamkan nusantara. Dakwah yang terbukti moncer ini berhasil membuat nama mereka dikenang hingga sekarang dan bahkan makam-makamnya masih saja memberikan keberkahan kepada warga sekitar karena sering dikunjungi oleh penziarah dari luar daerah. 

Sebuah Pengalaman

Taukah kalian bahwa untuk menciptakan sebuah lukisan yang sempurna, enak dilihat dan sesuai harapan kalian. Maka yang harus kalian miliki adalah puluhan ataupun ratusan alat dan bahan. Kalian membutuhkan banyak sekali jenis warna yang sesuai dengan apa yang kalian harapkan, kuas dengan berbagai ukuran untuk membuat detil-detil yang meyakinkan, canvas yang masih putih untuk menuangkan berjuta ide kalian dan sedikit passion untuk melukis. Begitupun hidup. Tabula rasa. Sebuah teori mengenai bagaimana manusia berkembang sebagai seorang individu. Seorang psikolog bernama john locke mengatakan bahwa manusia lahir ke bumi tanpa membawa pengalaman mental apapun. Mereka selayaknya kertas kosong. Sejalan dengan pendapat dikalangan umat muslim bahwa bayi lahir dengan fitrahnya yang suci. Pengalaman lingkungan serta didikan orang tua lah yang membentuknya menjadi seorang individu. Dan itulah jawaban mengapa manusia begitu beragam. Kembali ke lukisan. Analogi lukisan tersebut serupa dengan kehidupa