Skip to main content

TERKEJOED! ADA PENYAKIT LAMA TAPI BARU.

Besok.

Kalau kalian denger, baca atau terlintas kata-kata itu di telinga kelen, apa yang ada di benak kalian?

Ketidakpastian atau besok yaa besok.

Salah satu penyebab sering lupa, depresi, stress dan berbagai macam hal serupa adalah phobesok (phobia sama besok). Haha, itu istilah saya. Phobesok adalah kecemasan yang berlebihan dengan hari esok a.k.a masa depan. Besok atau masa depan sejatinya selalu sama, belum diciptakan, penuh ketidakpastian, penuh misteri, penuh intrik, penuh drama dan ngga ada yang bisa dilihat. Besok adalah dunia yang penuh ketidakpastian untuk hari ini.

Ciri-ciri orang yang terkena atau setidaknya terpapar virus phobesok ini adalah.

1. Cemas
Biasanya dia cemas, grusa grusu. Takut, khawatir, labil, tidak teratur dan hal serupa. Dia ngga bisa mengendalikan dirinya. Dia akan sering curhat kepada kawanya mengenai masa depannya. Keinginannya banyak yang disampaikan ke kamu. Banyak banget, sampai dia kehabisan waktu untuk mengejar apa yang diharapkanya karena saking asiknya ngebicarain masa depannya. Bisa bayangin? Udah dapet orangnya belum?

2. Pendiem
Tidak semua pendiam itu terpapar phobesok, tapi yang terpapar phobesok biasanya pendiem. Dia cuma keliatan diem dari luar. Tapi otaknya itu ada dalam gelombang  Gamma. Otaknya saat itu sama dengan otak fabio grosso saat mengambil tendangan penalti terakhir ketika final piala dunia di jerman saat berhadapan dengan perancis. Suangaattt berkonsentrasi dan sadar penuh secara mental. Padahal dari luar diem.
Tiap ada phobia yang keluar, dia langsung redam dan pikirkan sendiri. Dan parahnya dia ngga bisa move on dari phobia tersebut. Kalau dibiarkan dia bisa jadi skizofrenia (gila).

3. Acuh sama masa depannya
Tiap kali kalian ajak nikah atau ngebicarain masa depan. Dia seolah menggampangkan, menganggap remeh perkara masa depan. Faktanya dia sedang berusaha mengalihkan atau menghilangkan pokok pembicaraan masa depan karena takut stress. Bawa'annya kalau diajak ngomong masa depan dia pasti ngeless terus kayak bajai.

Sudah nemu temen kamu yang terpapar radiasi phobesok belum? Atau malah dirimu sendiri yang mulai terpapar dengan phobesok.


Kalau sudah, markiyuk (mari kita yuk) belajar cara mencegahnya di artikel selanjutnya... Klik

Comments

Popular posts from this blog

Berbuat Baik, Sebaik Mungkin

Opini kali ini, judulnya tentang berbuat baik; sebaik mungkin. Tadi malem, saya ngaji di salah satu majlis. Kata ustadznya, ada maqalah yang bilang kek gini. " Kalau kamu muliakan orang alim, sejatinya kamu sedang memuliakan dirimu sendiri".  Kemarin, saya juga ngelakuin suatu hal yang udah maksimal tapi cuma dapet apresiasi minimal dari atasan. Seringkali dalam kehidupan hal tersebut terjadi. Kita ngebelain ngelembur, kerjain mati-matian, serius melakukan yang terbaik, tapi dapet apresiasi yang minim dari orang lain. Manusiawi sih. Sangatlah wajar kalau kita udah ngelakuin suatu pekerjaan dengan maksimal dan kita juga ngarep apresiasi yang setimpal dari orang lain. Ngarep itu kan udah jadi rutinitas keseharian buat kita, kenapa? Karna kita niatnya dari awal keliru.  Saya kadang ngrengeng-ngrengeng atau membayangkan beberapa hal yang saya lakukan dulu. Dulu waktu kerja di pabrik, saya sebagai anak yang baru lulus, shock betul waktu itu. Dapet kerjaan yang modalnya

Ustadz Hanan Attaki "Walisongo Zaman Now"

Oleh : Arsa Pagi ini saya sedikit terinspirasi dan termotivasi oleh beberapa video yang digarap oleh Ustadz Hanan Attaki dengan gerakan "shift" bentukannya. Secara pribadi jujur saya menyukai apa yang dilakukan oleh Ustad dan kolegannya. Bak seorang juru taktik sepakbola, beliau sangat visioner dan paham cara merebut atau mengajak hati kawula muda untuk berhijrah. Kemasan dakwah dengan tema-tema sosial kekinian serta memanfaatkan banyak teknologi zaman sekarang membuat kajian yang dipimpinya beda dengan yang lainnya. *Ustadz Hanan Attaki Ustad Hanan Attaki ini seperti penjelmaan dari walisongo jaman dulu . Dahulu Sunan Kalijogo dan Sunan Bonang memanfaatkan media gamelan dan wayang untuk berdakwah, mengajak serta membumi islamkan nusantara. Dakwah yang terbukti moncer ini berhasil membuat nama mereka dikenang hingga sekarang dan bahkan makam-makamnya masih saja memberikan keberkahan kepada warga sekitar karena sering dikunjungi oleh penziarah dari luar daerah. 

Sebuah Pengalaman

Taukah kalian bahwa untuk menciptakan sebuah lukisan yang sempurna, enak dilihat dan sesuai harapan kalian. Maka yang harus kalian miliki adalah puluhan ataupun ratusan alat dan bahan. Kalian membutuhkan banyak sekali jenis warna yang sesuai dengan apa yang kalian harapkan, kuas dengan berbagai ukuran untuk membuat detil-detil yang meyakinkan, canvas yang masih putih untuk menuangkan berjuta ide kalian dan sedikit passion untuk melukis. Begitupun hidup. Tabula rasa. Sebuah teori mengenai bagaimana manusia berkembang sebagai seorang individu. Seorang psikolog bernama john locke mengatakan bahwa manusia lahir ke bumi tanpa membawa pengalaman mental apapun. Mereka selayaknya kertas kosong. Sejalan dengan pendapat dikalangan umat muslim bahwa bayi lahir dengan fitrahnya yang suci. Pengalaman lingkungan serta didikan orang tua lah yang membentuknya menjadi seorang individu. Dan itulah jawaban mengapa manusia begitu beragam. Kembali ke lukisan. Analogi lukisan tersebut serupa dengan kehidupa