Skip to main content

Ruwet dengan diri sendiri

Ruwet dengan diri sendiri.

Pernah ada orang yang berkata atau tepatnya memberi nasehat kepadaku, dia berkata "kamu kok sukanya membuat segala hal jadi lebih ribet". Saat itu aku harus mengakui bahwa aku memang pribadi yang ribet.

Tapi, aku akan menceritakan sedikit tentang diriku. Sebuah rahasia kecil.

Sebagai seorang yang belajar di dunia psikologi, aku mengenal berbagai hal jenis gangguan kejiwaan. Salah satunya aku rasa menjangkit di dalam diriku. Attension defisit disorder. ADD. Kamu bisa googling terkait hal itu.

Ini masih dugaanku belaka. Melihat begitu ribetnya segala proses yang ada di otakku. Mungkin jika digambarkan isi kepalaku ini serupa dengan perang yang terjadi di timur tengah. Kadang meletup kadang tenang.

Terkadang aku merasa sangat terinspirasi melakukan banyak hal dan dilain waktu aku merasa sangat malas dengan berbagai hal. Bukankah itu wajar?

Sekilas terlihat wajar. Tapi masalahnya aku tak pernah bisa fokus ketika diriku sedang dalam tahap "terinspirasi". Banyak hal yang ingin aku kerjakan, pada akhirnya aku kehilangan konsistensi.

Aku mengenal diriku adalah pembelajar yang baik, tanggap terhadap situasi tertentu meski terkadang terlalu peka terhadap hal yang sejatinya tak perlu kuhiraukan.

Aku kehilangan konsistensi, atau fokus dalam melakukan berbagai hal. Dan itu definisi dari ADD.

Comments

Popular posts from this blog

Berbuat Baik, Sebaik Mungkin

Opini kali ini, judulnya tentang berbuat baik; sebaik mungkin. Tadi malem, saya ngaji di salah satu majlis. Kata ustadznya, ada maqalah yang bilang kek gini. " Kalau kamu muliakan orang alim, sejatinya kamu sedang memuliakan dirimu sendiri".  Kemarin, saya juga ngelakuin suatu hal yang udah maksimal tapi cuma dapet apresiasi minimal dari atasan. Seringkali dalam kehidupan hal tersebut terjadi. Kita ngebelain ngelembur, kerjain mati-matian, serius melakukan yang terbaik, tapi dapet apresiasi yang minim dari orang lain. Manusiawi sih. Sangatlah wajar kalau kita udah ngelakuin suatu pekerjaan dengan maksimal dan kita juga ngarep apresiasi yang setimpal dari orang lain. Ngarep itu kan udah jadi rutinitas keseharian buat kita, kenapa? Karna kita niatnya dari awal keliru.  Saya kadang ngrengeng-ngrengeng atau membayangkan beberapa hal yang saya lakukan dulu. Dulu waktu kerja di pabrik, saya sebagai anak yang baru lulus, shock betul waktu itu. Dapet kerjaan yang modalnya...

Mereka terhebat

Assalamuallaikum Hay bro... Gimana kabarnya, sehat kan? Kali ini sy mau bahas tentang " teman".. Yap makhluk yg sering kita repotin atau mungkin sebaliknya ( hehehe). Kalian pasti punya kan? Teman adalah seseorang yg ngga akan mampu didefinisikan dengan apapun.mereka adalah spesies terbaik dalam hidup kita dan mereka juga sangat berpengaruh bagi kehidupan sosial kita.Tiap tiap dari mereka memiliki karakter yg berbeda beda yang mampu memberi warna untuk lukisan kehidupan kita. Teman itu adalah sekumpulan manusia yg tak akan pernah mengkhianati kalian dalam kondisi apapun, mereka itu always listening and understanding .Mereka selalu paham dengan kita, seburuk apapun kita. Jadi jangan sia siakan mereka demi apapun, karena jika kalian lakukan itu maka akan ada penyesalan di akhir cerita hidup kalian.. Sayangi mereka dan peluk mereka dengan doa doa di sepertiga malam kalian. Mereka adalah spesies terhebat yang biasa kalian panggil " teman" Ok, tengkyu Wass...

Wasilah rebana dan diba'an

Assalamuallaikum warahmatullahi wabarakatuh. Oy... Salam sejahtera bagi kita semua ( hahaha ) Salam diatas adalah salam formalitas yang wajib diucapkan di negeri Indonesia. Bahkan "assalamuallaikum" kalah wajib dibanding salam tersebut. Tapi bukan itu yang akan dibahas di artikel atau refleksi ini. Kali ini kita akan ngebahas budaya rebana dan diba'an atau muludan yang akrab sekali dikehidupan kaum nahdliyin . Seperti yang kita ketahui sudah 71 tahun lebih kaum nahdliyin mengawal dan menjadi katalis atau sampel dari islam di Indonesia, meski beberapa tahun terakhir posisinya sedikit bergeser dengan adanya kabilah kabilah luar yang mulai mengenalkan islam mereka ke bumi nusantara. Dan ternyata penduduk negeri kita ini tanpa disadari sudah lebih tertarik ke paham para pedagang tersebut. Ahh sepertinnya obrolan nasi kucing kali ini bisa jadi lebih berat kalau kita terus menerus membahas mereka. Sejatinnya dari nasi kucing kita benar benar belajar tentang apa itu I...