Skip to main content

Penerapan Psikologi



Saya mengerti, bagi yg belajar filsafat maka pelajaran filsafat adalah yg paling penting. Bagi orang arsitek, pelajaran mengenai arsitek pasti penting. Pun bagi orang lain. Setiap orang punya "hal yang dianggap penting" menurut mereka sendiri. Ya, menurut mereka sendiri.

Bagaimana saya bisa tau? Psikologi. Jika di era 4.0 ini teknologi AI dikedepankan atau didewakan dan dianggap akan menjadi sebuah terobosan hebat. Maka psikologi sudah memulai apa yang diangankan tersebut.

Psikologi, berasal dari 2 kata. Yakni psyche yang maknanya jiwa dan logos yang maknannya ilmu atau pengetahuan. Jadi jika dilihat dari arti katanya, maka psikologi berarti ilmu jiwa.

Kata dosen saya, berhubung jiwa ini abstrak, maka psikologi mempelajari manifestasi dari gerak, kehendak, maksud dari jiwa tersebut yang berwujud sebuah perilaku. Singkatnya, psikologi mempelajari sebuah perilaku.

Perilaku yang bisa diamati ini di riset oleh berbagai orang yang kurang kerjaan atau sering kita panggil peneliti. Lantas hasil dari penelitian tersebut digunakan untuk memprediksi, menebak, memastikan alasan atau sebab dari sebuah perilaku terjadi.

Jiwa. Dipelajari dari berbagai aspek disiplin ilmu. Knowing whats people do atau why people do it? Adalah sesuatu yang menarik. Dengan tau hal tersebut, seseorang, industri atau sebuah institusi bisa memberikan perlakuan yang tepat agar tujuan dari orang, industri atau institusi tersebut tercapai.

Adanya psikologi, sama dengan adanya jalan tol. We created a way to make life more simple than before. Kita jadi tau sebab seorang marah sehingga besok kita tak membuat orang tersebut marah. Kita jadi tau keinginan seseorang jadi kita bisa menjuali orang tersebut dengan produk yang tepat dan sebagainya.

Banyak aktivitas di dunia ini yang tak lepas dari psikologi. Meski sedikit terabaikan, sejatinya orang yang mengerti psikologi sudah membuat hidup mereka jauh lebih ringan dan tidak ruwet sebelum AI benar-benar viral.
Kata ilmu psikologi, sejatinya kamu itu tidak pernah takut untuk jatuh cinta kepada siapapun. Namun kamu takut untuk tidak dicintai oleh sesuatu hal yang kamu jatuh cinta kepadannya.

Mulai dari istilah witing tresno jalaran seko kulina hingga becik ketitik ala ketara. Ilmu laku atau bahasa kerennya psikologi ini sudah memberi kan sedikit banyak cheat untuk sukses dalam hidup. Which is bukan kaya yhaa.. Psikologi ngajarin kamu memperalat orang-orang biar bisa kaya.

Coba deh, iseng-iseng kamu tulis keyword di gugel "psychology trick" lantas kamu cerna atau praktikan dalam kehidupan. Niscaya saya berani bertaruh presentasa kesesuaiannya diatas 50%. Kenapa?

Karena perilaku itu punya pola. Seperti sebuah program yang punya algoritma, sejatinya hidup atau perilaku seseorang punya pola. Dan 80% perilaku di kontrol oleh ketidaksadaran kita, ini menurut psikolog jerman sigmund freud.

Menurut freud, The unconscious mind consists of the processes in the mind which occur automatically and are not available to introspection, and include thought processes, memories, interests, and motivations. Inilah sistem default kita yang sudah terprogram otomatis. We learn from the best teacher, society.

Lingkungan membentuk hal-hal tersebut. Dalam agama islam, ada ungkapan bahwa bayi itu dilahirkan dalam keadaan suci, ortunya lah yang akan membuat dia menjadi seorang majusi, nasrani atau muslim.

Selain itu, pola perilaku itu juga terpengaruh oleh DNA orang tua kita. Sedikit banyak dna tersebut, mewarnai perilaku dasar kita. Ibarat komputer, local disk c kita adalah dna orang tua. Software yang kita instal semacam winamp, word dsb adalah input dari lingkungan kita.

Tak heran ketika anda bertanya "kenapa seorang takut tak dicintai?" jawabanya adalah......, yha anda bisa menjawabnya berdasar tulisan ini. We learn, everytime, everysecond by default.

Comments

Popular posts from this blog

Berbuat Baik, Sebaik Mungkin

Opini kali ini, judulnya tentang berbuat baik; sebaik mungkin. Tadi malem, saya ngaji di salah satu majlis. Kata ustadznya, ada maqalah yang bilang kek gini. " Kalau kamu muliakan orang alim, sejatinya kamu sedang memuliakan dirimu sendiri".  Kemarin, saya juga ngelakuin suatu hal yang udah maksimal tapi cuma dapet apresiasi minimal dari atasan. Seringkali dalam kehidupan hal tersebut terjadi. Kita ngebelain ngelembur, kerjain mati-matian, serius melakukan yang terbaik, tapi dapet apresiasi yang minim dari orang lain. Manusiawi sih. Sangatlah wajar kalau kita udah ngelakuin suatu pekerjaan dengan maksimal dan kita juga ngarep apresiasi yang setimpal dari orang lain. Ngarep itu kan udah jadi rutinitas keseharian buat kita, kenapa? Karna kita niatnya dari awal keliru.  Saya kadang ngrengeng-ngrengeng atau membayangkan beberapa hal yang saya lakukan dulu. Dulu waktu kerja di pabrik, saya sebagai anak yang baru lulus, shock betul waktu itu. Dapet kerjaan yang modalnya...

Mereka terhebat

Assalamuallaikum Hay bro... Gimana kabarnya, sehat kan? Kali ini sy mau bahas tentang " teman".. Yap makhluk yg sering kita repotin atau mungkin sebaliknya ( hehehe). Kalian pasti punya kan? Teman adalah seseorang yg ngga akan mampu didefinisikan dengan apapun.mereka adalah spesies terbaik dalam hidup kita dan mereka juga sangat berpengaruh bagi kehidupan sosial kita.Tiap tiap dari mereka memiliki karakter yg berbeda beda yang mampu memberi warna untuk lukisan kehidupan kita. Teman itu adalah sekumpulan manusia yg tak akan pernah mengkhianati kalian dalam kondisi apapun, mereka itu always listening and understanding .Mereka selalu paham dengan kita, seburuk apapun kita. Jadi jangan sia siakan mereka demi apapun, karena jika kalian lakukan itu maka akan ada penyesalan di akhir cerita hidup kalian.. Sayangi mereka dan peluk mereka dengan doa doa di sepertiga malam kalian. Mereka adalah spesies terhebat yang biasa kalian panggil " teman" Ok, tengkyu Wass...

My Quarter Life Crisis

Semenjak pulang dari perantauan saya selalu merasa ada yang kosong dalam hidup saya. Saya seolah tak menemukan kebermaknaan dalam menjalani kehidupan. Hanya menjalani hidup base on what most people do . Meskipun pada akhirnya mulai timbul berbagai pertanyaan yang belum ada jawabnya di otak. Seperti “ mau jadi apa kamu, mau kemana sih jalan hidupmu, mau kapan nikah, dsb”. Setiap pertanyaan muncul rutin satu per satu dalam setiap jamnya. Seolah setiap pertanyaan tersebut jawabnya “ aku ngga tau “. Selang beberapa waktu setelah merantau akhirnya saya berdiskusi dengan diri sendiri. Singkat cerita salah satu keputusan yang saya ambil adalah kembali ke bangku belajar di usia 22 tahun. Surely, itu menurut saya telat meskipun saya ngga menyesali apa yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Bagi saya saat itu, ternyata waktu kita emang singkat dan ngga mungkin mengerjakan semua hal besar dalam satu waktu. Semua hal besar harus dikerjakan s-a-t-u p-e-r-s-a-t-u. Akhirnya saya ambil jurus...