Saya sampai di depan rumahnya, sekitar lima menit menjelang adzan maghrib. Buku yang saya pinjam rencananya akan saya kembalikan karena dia sudah memintanya. Saya nyalakan hp dan mulai menghubunginya dan mengatakan kalau saya sudah di depan. Rumahnya tertutup rapat, hingga saya harus melakukannya. 10 menit berselang dia menjawab pesan saya dan membukakan pintu. Saya pun masuk ke rumahnya. Bersua dengan gadis dewasa yang tampak lusuh sehabis memasak. Sederhana. Itu kesan saya ketika melihat parasnya. Ia mengenakan jilbab dan celana jeans terusan ke baju. Entah apa sebutannya. Pakaian wanita memang selalu rumit. Saya duduk dan menyerahkan buku itu, sebuah novel karangan seorang “ning” dari pondok pesantren daerah Magelang. Ia masuk kedalam mempersiapkan sesuatu, meminta saya untuk menunggu sejenak. Sembari menunggu mata saya menjelajah isi ruang tamu rumahnya. Tak banyak yang bisa dilihat, hanya beberapa lukisan kota Mekkah dan sisanya dinding warna orange. Ia keluar dengan segelas minum
Sebuah Media untuk berbagi pengetahuan serta media untuk merefleksi tingkah laku kita dalam kehidupan sehari hari