Salah satu momen terkacau dalam hidup adalah ketika anda mulai membandingkan diri anda dengan orang lain, kenapa? Karena saya jamin anda tak akan pernah puas dengan jawaban yang anda peroleh. Sometimes, anda merasa lebih baik namun jancoknya seringkali anda merasa jauh lebih dalam buruk sekali seperti di dalam jurang kegagalan yang gelap dan anda tak pernah mampu melihat setitik cahayapun dari apa yang diperbandingkan dengan anda.
Siang ini keluarga saya kedatangan tamu, seorang rekan yang menceritakan betapa pedulinya sang anak kepada dirinya. Dengan nada sedikit bangga, dia menceritakan bagaimana anak-anak nya memperlakukan dia seperti raja. Memberi kiriman dengan sejumlah uang yang nominalnya tentu lebih besar dibandingkan dengan apa yang bisa saya berikan. Sialnya, saya mendengar percakapan itu dan tahukah anda bahwa itu adalah salah satu momen dimana saya merasa seperti sampah di dunia ini. Betapa gilanya dunia ini ternyata, sedikit kata yang keluar tanpa memikirkan orang lain bisa sangat menghancurkan.
Ah mungkin saya yang baperan dalam hal ini, toh tetap ada aspek lain yang tidak dia dapatkan dari anak-anak nya. Yakni kehadiran utuh secara fisik. Kelak ketika anda tua, akan ada satu hal yang benar-benar anda idamkan, apa itu? Interaksi. Teman bercerita panjang lebar tentang pengalaman yang anda jalani selama anda hidup.
Kesepian menjadi momok ketika tua nanti, anak-anak yang sudah mulai mentas, rekan-rekan yang mulai meninggalkan kita ke alam lain, tetangga yang mulai malas keluar rumah hanya untuk sekadar menyapa. It will gone. Kesepian adalah sebuah keniscayaan dihari tua nanti, tragis memang. Manusia pada mulanya sendiri lantas berakhir sendiri pula.
Comments
Post a Comment