Skip to main content

Kesepian

Salah satu momen terkacau dalam hidup adalah ketika anda mulai membandingkan diri anda dengan orang lain, kenapa? Karena saya jamin anda tak akan pernah puas dengan jawaban yang anda peroleh. Sometimes, anda merasa lebih baik namun jancoknya seringkali anda merasa jauh lebih dalam buruk sekali seperti di dalam jurang kegagalan yang gelap dan anda tak pernah mampu melihat setitik cahayapun dari apa yang diperbandingkan dengan anda.

Siang ini keluarga saya kedatangan tamu, seorang rekan yang menceritakan betapa pedulinya sang anak kepada dirinya. Dengan nada sedikit bangga, dia menceritakan bagaimana anak-anak nya memperlakukan dia seperti raja. Memberi kiriman dengan sejumlah uang yang nominalnya tentu lebih besar dibandingkan dengan apa yang bisa saya berikan. Sialnya, saya mendengar percakapan itu dan tahukah anda bahwa itu adalah salah satu momen dimana saya merasa seperti sampah di dunia ini. Betapa gilanya dunia ini ternyata, sedikit kata yang keluar tanpa memikirkan orang lain bisa sangat menghancurkan.

Ah mungkin saya yang baperan dalam hal ini, toh tetap ada aspek lain yang tidak dia dapatkan dari anak-anak nya. Yakni kehadiran utuh secara fisik. Kelak ketika anda tua, akan ada satu hal yang benar-benar anda idamkan, apa itu? Interaksi. Teman bercerita panjang lebar tentang pengalaman yang anda jalani selama anda hidup. 

Kesepian menjadi momok ketika tua nanti, anak-anak yang sudah mulai mentas, rekan-rekan yang mulai meninggalkan kita ke alam lain, tetangga yang mulai malas keluar rumah hanya untuk sekadar menyapa. It will gone. Kesepian adalah sebuah keniscayaan dihari tua nanti, tragis memang. Manusia pada mulanya sendiri lantas berakhir sendiri pula.

Comments

Popular posts from this blog

Berbuat Baik, Sebaik Mungkin

Opini kali ini, judulnya tentang berbuat baik; sebaik mungkin. Tadi malem, saya ngaji di salah satu majlis. Kata ustadznya, ada maqalah yang bilang kek gini. " Kalau kamu muliakan orang alim, sejatinya kamu sedang memuliakan dirimu sendiri".  Kemarin, saya juga ngelakuin suatu hal yang udah maksimal tapi cuma dapet apresiasi minimal dari atasan. Seringkali dalam kehidupan hal tersebut terjadi. Kita ngebelain ngelembur, kerjain mati-matian, serius melakukan yang terbaik, tapi dapet apresiasi yang minim dari orang lain. Manusiawi sih. Sangatlah wajar kalau kita udah ngelakuin suatu pekerjaan dengan maksimal dan kita juga ngarep apresiasi yang setimpal dari orang lain. Ngarep itu kan udah jadi rutinitas keseharian buat kita, kenapa? Karna kita niatnya dari awal keliru.  Saya kadang ngrengeng-ngrengeng atau membayangkan beberapa hal yang saya lakukan dulu. Dulu waktu kerja di pabrik, saya sebagai anak yang baru lulus, shock betul waktu itu. Dapet kerjaan yang modalnya

Ustadz Hanan Attaki "Walisongo Zaman Now"

Oleh : Arsa Pagi ini saya sedikit terinspirasi dan termotivasi oleh beberapa video yang digarap oleh Ustadz Hanan Attaki dengan gerakan "shift" bentukannya. Secara pribadi jujur saya menyukai apa yang dilakukan oleh Ustad dan kolegannya. Bak seorang juru taktik sepakbola, beliau sangat visioner dan paham cara merebut atau mengajak hati kawula muda untuk berhijrah. Kemasan dakwah dengan tema-tema sosial kekinian serta memanfaatkan banyak teknologi zaman sekarang membuat kajian yang dipimpinya beda dengan yang lainnya. *Ustadz Hanan Attaki Ustad Hanan Attaki ini seperti penjelmaan dari walisongo jaman dulu . Dahulu Sunan Kalijogo dan Sunan Bonang memanfaatkan media gamelan dan wayang untuk berdakwah, mengajak serta membumi islamkan nusantara. Dakwah yang terbukti moncer ini berhasil membuat nama mereka dikenang hingga sekarang dan bahkan makam-makamnya masih saja memberikan keberkahan kepada warga sekitar karena sering dikunjungi oleh penziarah dari luar daerah. 

Sebuah Pengalaman

Taukah kalian bahwa untuk menciptakan sebuah lukisan yang sempurna, enak dilihat dan sesuai harapan kalian. Maka yang harus kalian miliki adalah puluhan ataupun ratusan alat dan bahan. Kalian membutuhkan banyak sekali jenis warna yang sesuai dengan apa yang kalian harapkan, kuas dengan berbagai ukuran untuk membuat detil-detil yang meyakinkan, canvas yang masih putih untuk menuangkan berjuta ide kalian dan sedikit passion untuk melukis. Begitupun hidup. Tabula rasa. Sebuah teori mengenai bagaimana manusia berkembang sebagai seorang individu. Seorang psikolog bernama john locke mengatakan bahwa manusia lahir ke bumi tanpa membawa pengalaman mental apapun. Mereka selayaknya kertas kosong. Sejalan dengan pendapat dikalangan umat muslim bahwa bayi lahir dengan fitrahnya yang suci. Pengalaman lingkungan serta didikan orang tua lah yang membentuknya menjadi seorang individu. Dan itulah jawaban mengapa manusia begitu beragam. Kembali ke lukisan. Analogi lukisan tersebut serupa dengan kehidupa